Breaking

Monday, September 3, 2018

Penjelasan Tentang YHVH - Adonay - KYRIOS


Nama Tuhan sangatlah Kudus dan Mulia. Dan Kemurahan Tuhan membuat kita banyak yang tidak begitu mau tahu kebenaran nama Tuhan kita. Karena Tuhan tetap berkenan ketika melihat hati kita bagaimana kepadaNya. Tapi alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui kebenaran nama Tuhan kita. Berikut kita bahas tentang YHVH, ADONAY dan KYRIOS. 

Asal usul kata Tuhan

Nah, untuk lebih mendalami pemahaman mengenai Tuhan, kita perlu mempelajari asal usul kata itu. Apa sebetulnya arti kata Tuhan? Sejak kapan munculnya kata Tuhan?
Setelah menyelidiki beberapa sumber, ternyata kata Tuhan itu pada awalnya tidak ada dalam bahasa Melayu Kuno.
Tapi kemudian muncul kata Tuhan yang berasal dari kata Tuan. Pada masa itu sebutan Tuan amat populer. Tuan adalah sebutan hormat bagi penguasa, atasan, guru dan tokoh penting.

Mengapa kata Tuan berubah menjadi Tuhan?

Terjemahan Alkitab awal tanpa kata Tuhan

Tahun 1663, ketika Indonesia dijajah Portugis, seorang pastor Katolik Portugis yang bernama Brouwerius menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Melayu. Saat itu kata Tuhan belum digunakan.
Salah satu terjemahan beliau Roma 1:7 bagian akhir dengan kalimat. "Deos Bapa cami, macca darri Tuan Jesu Christo". Jadi pada terjemahan Alkitabnya, Yesus masih disebut Tuan. Bandingkan dengan Alkitab LAI, “Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus”

Munculnya kata Tuhan

Kemudian pada tahun 1731, ketika Indonesia dijajah Belanda, Dr. Melcior Leijdecker, seorang pastor Belanda menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Melayu Tinggi, yaitu bahasa administratif pada waktu itu. Alkitab hasil terjemahan ini terbit pada tahun 1733/1735.

Beliau menulis kata Tuan dengan Tuhan. Ayat pada Roma 1:7 bagian akhir ditulis, “dan daripada Allah Bapa kami, dan Maha Tuhan Isa Elmeseih.” Jadi beliaulah yang pertama kali menulis kata Tuhan.
Perlu di ketahui, sebenarnya sewaktu menerjemahkan kata itu, beliau tidak bermaksud memperkenalkan istilah Tuhan, seperti pengertian Tuhan saat sekarang.
Beliau hanya menyisipkan huruf h pada kata Tuan menjadi Tuhan tanpa bermaksud mengubah makna. Sama seperti yang biasa dilakukan pada beberapa kata Melayu. Misalnya embus menjadi hembus, empas menjadi hempas, tau menjadi tahu. Jadi kata Tuhan itu maksudnya Tuan. Tapi kemudian oleh pemerintah Belanda, kata Tuhan tetap digunakan dalam terjemahan Alkitab itu.

Lama kelamaan kata Tuhan dan Tuan berbeda makna. Kata Tuhan terkait dengan Allah dan kata tuan terkait dengan manusia. Istilah itu kemudian diterima dalam bahasa Indonesia modern.
Dalam Alkitab ada dua cara penulisannya, yaitu TUHAN dan Tuhan. Selanjutnya kita akan mempelajarinya.

Mengenal TUHAN bangsa Israel

Untuk membahas keTuhanan Yesus, kita hanya fokus pada TUHAN yang disembah bangsa Israel. Tidak perlu membahas tuhan yang disembah ajaran lain. Mengapa? Sebab walaupun sesembahan mereka merujuk kepada sang pencipta langit dan bumi, namun konsep ketuhanan mereka itu tidak sama dengan yang disembah oleh leluhur dan para nabi bangsa Israel.

Perhatikanlah bagaimana TUHAN melarang bangsa Israel menyembah allah lain. TUHAN Allah berfirman, "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:2-3)

Jadi TUHAN yang disembah bangsa Israel adalah TUHAN yang membebaskan bangsa ini dari perbudakan bangsa Mesir. Dialah TUHAN yang berkarya nyata bagi kehidupan bangsa Israel. TUHAN yang dapat berhubungan dengan umatNya melalui para nabi. Sebab pada masa itu, hanya nabilah yang dapat pengurapan Roh Kudus. TUHAN yang membimbing, memberkati, mengajar, menegur, dan selalu berkomunikasi dengan umatNya.

Dia bukanlah tuhan hasil imajinasi manusia, bukan pula suatu pribadi abstrak yang amat jauh tak terjangkau, yang tidak memiliki kuasa, yang disebut allah lain oleh TUHAN Israel.
Allah Abraham, Ishak dan Yakub

Suatu hari Musa menggembalakan ternaknya di gunung Horeb. Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri di dalam nyala api yang keluar dari semak duri di dekatnya.
Karena ingin tahu, Musa mendekati tempat itu, namun Allah melarangnya, "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. (Keluaran 3:5-6)
Allah menampakkan diriNya kepada Musa dan menyatakan bahwa Dialah Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub, nenek moyang atau leluhur bangsa Israel.

Musa menanyakan nama Allah

Dalam pertemuan itu, Allah mengutus Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Firaun di Mesir, namun Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? apakah yang harus kujawab kepada mereka?" (Keluaran 3:13)
Musa kuatir, sebab mungkin saja bangsa Israel tidak percaya dia diutus Allah. Karena itu dia bertanya siapa nama Allah yang mengutusnya agar dia bisa menjawab mereka seandainya bangsa Israel menggugatnya.

AKU ADALAH AKU

Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.” (Keluaran 3:14-15)

Jadi Allah sendiri yang menyatakan kepada Musa bahwa nama dan sebutan bagi DiriNya adalah “AKU ADALAH AKU”

’EHEYEH ‘ASYER ‘EHEYEH

“AKU ADALAH AKU” merupakan terjemahan Alkitab LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) dari bahasa Ibrani ’EHEYEH ‘ASYER ‘EHEYEH. Sedangkan dalam Alkitab bahasa Inggris versi King James diterjemahkan “I AM THAT I AM”
Beberapa teolog mengatakan, terjemahan dari kata-kata itu ke dalam bahasa Indonesia sesuai struktur bahasa Ibrani adalah "Aku akan ada yang Aku akan ada".
YHVH

Lebih lanjut Allah menyatakan nama diriNya adalah YHVH. Berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN (YHVH)". (Keluaran 6:1)
Para teolog Kristen menafsirkan nama YHVH (yôd - hê' - vâv - hê') berasal dari nama ’EHEYEH ‘ASYER ‘EHEYEH. Keempat huruf YHVH itu diberi istilah tetragramaton. Mereka berpendapat bahwa YHVH berasal dari akar kata EHEYEH yaitu dari kata kerja "HÂYÂH" dalam bentuk perfect, present dan future yang artinya “Yang Sudah Ada, Yang Ada, dan Yang Akan Datang.”

Pendapat ini didasarkan pada Wahyu 1:4 "Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhtaNya",
Juga berdasarkan Wahyu 1:8, "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.", dan Wahyu 4:8b, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan  Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Ditulis tanpa huruf vokal

Tulisan Ibrani kuno tidak mempunyai huruf vokal. Jadi dalam naskah Ibrani Perjanjian Lama, kata itu ditulis tanpa huruf vokal, yaitu YHVH.
Kata YHVH diterjemahkan dalam Alkitab berbahasa Indonesia oleh LAI menjadi TUHAN dengan huruf kapital (besar) semua.

YHVH Pencipta Langit dan Bumi
Kata YHVH muncul pertama kali dalam kitab Kejadian 2:4, “Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN (YHVH) Allah menjadikan bumi dan langit“

Jadi jelaslah pencipta langit dan bumi adalah TUHAN Allah atau YHVH Elohim, bukan tuhan allah lain. Hal ini harus benar-benar dipahami.

Tidak ada dijumpai dalam beberapa kitab

Nama YHVH ini ditulis lebih dari 6800 kali di dalam kitab Perjanjian Lama. Tetapi tidak dijumpai dalam kitab Kidung Agung, Pengkhotbah, dan Ester. Sedangkan dalam kitab Daniel hanya muncul 7 kali yaitu pada fasal 9 ayat 2, 4, 8, 10, 13, 14, dan 20.
Diduga Daniel hidup di masa pengucapan kata YHVH dilarang di kalangan Israel, baik dalam pembacaan kitab Tanakh Ibrani maupun dalam percakapan sehari-hari.
Tanakh adalah penggabungan dari kata Torah (Torat), Nevi'im (Nabi-nabi) dan Ketuvim (Tulisan) yaitu kitab Perjanjilan Lama.

Hanya diucapkan sekali setahun

Menurut tradisi Israel, kata YHVH hanya diucapkan satu kali dalam setahun oleh Imam Besar, yaitu pada Hari Raya Pendamaian (YOM KIPUR) di dalam Ruang Maha Kudus, dan di hadapan tutup pendamaian yang terletak di atas tabut perjanjian.
Namun sejak pembuangan ke Babel sekitar tahun 586 SM selama 70 tahun, ketika Bait Allah telah dihancurkan dan tabut perjanjian sudah tidak ada lagi maka kata YHVH tidak pernah diucapkan sejak saat itu sampai sekarang.
Diduga karena Imam Besar Yahudi tidak mengajarkan cara mengucapkan kata itu pada keturunannya maka tidak ada lagi kalangan Yahudi yang tahu cara mengucapkan kata YHVH dengan tepat.

YHVH adalah TUHAN bangsa Israel

Dari uraian di atas, kini kita telah memahami bahwa TUHAN yang disembah oleh bangsa Israel adalah YHVH yang dalam Alkitab Indonesia diterjemahkan dengan nama TUHAN.

Memudahkan pengucapan YHVH
Saat ini untuk memudahkan pengucapan kata YHVH itu, beberapa gereja memunculkan nama-nama seperti Yehovah, Yehuwa, dan Yahweh. Pengucapan mana yang benar, sampai saat ini belum ada kesepakatan.
Penambahan huruf vokal pada kata YHVH telah memunculkan perdebatan di kalangan umat Kristen antara mereka yang setuju dan yang tidak. Tidak ada yang mengalah sebab masing-masing mempertahankan pendapat mereka.

Jangan menyebut YHVH sembarangan

Bangsa Israel tidak boleh, bahkan tidak berani, mengucapkan atau menyebut nama YHVH sembarangan sebab tertulis, “Jangan menyebut nama TUHAN (YHVH), Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. (Kel. 20:7)
Oleh karena itu, setiap kali bangsa Israel membaca tulisan YHVH di kitab Perjanjian Lama, mereka akan mengucapkannya dengan kata Adonay. Misalnya kata YHVH Jireh dibaca Adonay Jireh.

Adonay

Adonay (ADNY = alef - dalet - nun – yod) adalah bentuk jamak dari kata "adon" yang berarti tuan, pemilik, penguasa dan junjungan.
Kata adon dan adonay ini bisa digunakan bagi manusia, tapi bisa juga bagi Allah. Jika dikaitkan dengan manusia diartikan tuan. Tapi jika dikaitkan dengan Allah diartikan Tuhan.
Dalam Alkitab LAI, kata itu diterjemahkan Tuhan (huruf T kapital) jika terkait dengan Allah, dan tuan jika terkait manusia.

Abr(ah)am menggunakan kata Adonay

Orang yang pertama kali menyebut kata Tuhan (Adonay) adalah Abram. Beliau tidak menyebutNya TUHAN (YHVH). Abram menjawab: "Ya Tuhan (Adonay) ALLAH" (Kej. 15:2a)
Abraham juga menyebut tiga orang tamunya yang dikiranya manusia biasa dengan sebutan Tuanku (Adon) bukan Tuhanku "Tuanku (Adon), jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini." (Kejadian 18:3)
Jadi dalam menerjemahkan kata ini, para pakar di LAI tidak sembarangan, tapi mereka memilah-milah antara kata Tuhan dan tuan walaupun sama-sama menggunakan kata adon atau adonay.

SEPTUAGINTA LXX
Setelah kembali dari pembuangan di Babilonia, sebagai besar bangsa Israel tidak lagi menguasai bahasa Ibrani. Sehari-hari mereka berbahasa Yunani, Aram, dan Romawi. Karena itu kitab Perjanjian Lama berbahasa Ibrani diterjemahkan dalam bahasa Yunani oleh pakar Yahudi pada abad 3 sebelum Masehi. Kitab itu disebut Septuaginta LXX.
Septuaginta adalah kata Yunani yang artinya Tujuh Puluh. Angka Romawi LXX atau 70 ini merujuk pada sekitar 70 cendekiawan Yahudi yang menerjemahkan lima kitab Musa ke dalam bahasa Yunani.

KURIOS

Dalam kitab Septuaginta, kata YHWH dan Adonai sama-sama diterjemahkan Kurios. Dalam bahasa Yunani, kata kurios artinya sama dengan tuan, yaitu penguasa, pimpinan, atasan, pemilik, suami. Namun khusus dalam Alkitab, kurios berarti Tuhan atau tuan, tergantung apakah ditujukan bagi Tuhan atau manusia.

Kitab Perjanjian Baru

Kitab Perjanjian Baru tidak menggunakan bahasa Ibrani, namun Yunani, Aram dan Romawi. Para penulis kitab Perjanjian Baru mengacu pada kitab Septuaginta sehingga mereka menulis YHWH atau Adonai dengan kata Kurios
Jadi dalam kitab Perjanjian Baru tidak akan dijumpai kata YHVH dan Adonay. Alkitab LAI menerjemahkan Kurios dengan Tuhan atau tuan.
“Karena Anak Manusia adalah Tuhan (Kurios) atas hari Sabat." (Matius 12:8).
“Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya (kurion). (Matius 10:24).

Demikian penjelasan tentang YHVH, Adonay dan KYRIOS. Kiranya artikel ini bermanfaat bagi saudara – saudara semua. Bukan ini sih inti kekristenan kita,. Tapi sebagai umat yang telah di tebusNya dengan harga yang mahal, apakah salahnya kita belajar mencari tahu Kebenaran nama Tuhan kita. Terima kasih. God Bless.

No comments:

Post a Comment