Nama Tuhan sangatlah Kudus dan Mulia. Dan Kemurahan Tuhan
membuat kita banyak yang tidak begitu mau tahu kebenaran nama Tuhan kita. Karena
Tuhan tetap berkenan ketika melihat hati kita bagaimana kepadaNya. Tapi alangkah
lebih baiknya jika kita mengetahui kebenaran nama Tuhan kita. Berikut kita
bahas tentang YHVH, ADONAY dan KYRIOS.
Asal
usul kata Tuhan
Nah, untuk lebih mendalami pemahaman mengenai Tuhan, kita
perlu mempelajari asal usul kata itu. Apa sebetulnya arti kata Tuhan? Sejak
kapan munculnya kata Tuhan?
Setelah menyelidiki beberapa sumber, ternyata kata Tuhan
itu pada awalnya tidak ada dalam bahasa Melayu Kuno.
Tapi kemudian muncul kata Tuhan yang berasal dari kata
Tuan. Pada masa itu sebutan Tuan amat populer. Tuan adalah sebutan hormat bagi
penguasa, atasan, guru dan tokoh penting.
Mengapa kata Tuan berubah menjadi Tuhan?
Terjemahan
Alkitab awal tanpa kata Tuhan
Tahun 1663, ketika Indonesia dijajah Portugis, seorang
pastor Katolik Portugis yang bernama Brouwerius menerjemahkan Alkitab ke dalam
bahasa Melayu. Saat itu kata Tuhan belum digunakan.
Salah satu terjemahan beliau Roma 1:7 bagian akhir dengan
kalimat. "Deos Bapa cami, macca darri Tuan Jesu Christo". Jadi pada
terjemahan Alkitabnya, Yesus masih disebut Tuan. Bandingkan dengan Alkitab LAI,
“Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus”
Munculnya
kata Tuhan
Kemudian pada tahun 1731, ketika Indonesia dijajah
Belanda, Dr. Melcior Leijdecker, seorang pastor Belanda menerjemahkan Alkitab
ke dalam bahasa Melayu Tinggi, yaitu bahasa administratif pada waktu itu.
Alkitab hasil terjemahan ini terbit pada tahun 1733/1735.
Beliau menulis kata Tuan dengan Tuhan. Ayat pada Roma 1:7
bagian akhir ditulis, “dan daripada Allah Bapa kami, dan Maha Tuhan Isa Elmeseih.”
Jadi beliaulah yang pertama kali menulis kata Tuhan.
Perlu di ketahui, sebenarnya sewaktu menerjemahkan kata
itu, beliau tidak bermaksud memperkenalkan istilah Tuhan, seperti pengertian
Tuhan saat sekarang.
Beliau hanya menyisipkan huruf h pada kata Tuan menjadi
Tuhan tanpa bermaksud mengubah makna. Sama seperti yang biasa dilakukan pada
beberapa kata Melayu. Misalnya embus menjadi hembus, empas menjadi hempas, tau
menjadi tahu. Jadi kata Tuhan itu maksudnya Tuan. Tapi kemudian oleh pemerintah
Belanda, kata Tuhan tetap digunakan dalam terjemahan Alkitab itu.
Lama kelamaan kata Tuhan dan Tuan berbeda makna. Kata
Tuhan terkait dengan Allah dan kata tuan terkait dengan manusia. Istilah itu
kemudian diterima dalam bahasa Indonesia modern.
Dalam Alkitab ada dua cara penulisannya, yaitu TUHAN dan
Tuhan. Selanjutnya kita akan mempelajarinya.
Baca juga ( Yesus Kristus adalah Tuhan )
Mengenal TUHAN bangsa Israel
Untuk membahas keTuhanan Yesus, kita hanya fokus pada
TUHAN yang disembah bangsa Israel. Tidak perlu membahas tuhan yang disembah
ajaran lain. Mengapa? Sebab walaupun sesembahan mereka merujuk kepada sang
pencipta langit dan bumi, namun konsep ketuhanan mereka itu tidak sama dengan
yang disembah oleh leluhur dan para nabi bangsa Israel.
Perhatikanlah bagaimana TUHAN melarang bangsa Israel
menyembah allah lain. TUHAN Allah berfirman, "Akulah TUHAN, Allahmu, yang
membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada
padamu allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:2-3)
Jadi TUHAN yang disembah bangsa Israel adalah TUHAN yang
membebaskan bangsa ini dari perbudakan bangsa Mesir. Dialah TUHAN yang berkarya
nyata bagi kehidupan bangsa Israel. TUHAN yang dapat berhubungan dengan umatNya
melalui para nabi. Sebab pada masa itu, hanya nabilah yang dapat pengurapan Roh
Kudus. TUHAN yang membimbing, memberkati, mengajar, menegur, dan selalu
berkomunikasi dengan umatNya.
Dia bukanlah tuhan hasil imajinasi manusia, bukan pula
suatu pribadi abstrak yang amat jauh tak terjangkau, yang tidak memiliki kuasa,
yang disebut allah lain oleh TUHAN Israel.
Allah
Abraham, Ishak dan Yakub
Suatu hari Musa menggembalakan ternaknya di gunung Horeb.
Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri di dalam nyala api yang keluar dari semak
duri di dekatnya.
Karena ingin tahu, Musa mendekati tempat itu, namun Allah
melarangnya, "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari
kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang
kudus." Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham,
Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia
takut memandang Allah. (Keluaran 3:5-6)
Allah menampakkan diriNya kepada Musa dan menyatakan
bahwa Dialah Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub, nenek moyang atau
leluhur bangsa Israel.
Musa
menanyakan nama Allah
Dalam pertemuan itu, Allah mengutus Musa untuk
membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Firaun di Mesir, namun Musa berkata
kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada
mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya
kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? apakah yang harus kujawab kepada
mereka?" (Keluaran 3:13)
Musa kuatir, sebab mungkin saja bangsa Israel tidak
percaya dia diutus Allah. Karena itu dia bertanya siapa nama Allah yang mengutusnya
agar dia bisa menjawab mereka seandainya bangsa Israel menggugatnya.
AKU
ADALAH AKU
Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU."
Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU
telah mengutus aku kepadamu." Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa:
"Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu,
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah
nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.” (Keluaran
3:14-15)
Jadi Allah sendiri yang menyatakan kepada Musa bahwa nama
dan sebutan bagi DiriNya adalah “AKU ADALAH AKU”
’EHEYEH
‘ASYER ‘EHEYEH
“AKU ADALAH AKU” merupakan terjemahan Alkitab LAI
(Lembaga Alkitab Indonesia) dari bahasa Ibrani ’EHEYEH ‘ASYER ‘EHEYEH.
Sedangkan dalam Alkitab bahasa Inggris versi King James diterjemahkan “I AM THAT I AM”
Beberapa teolog mengatakan, terjemahan dari kata-kata itu
ke dalam bahasa Indonesia sesuai struktur bahasa Ibrani adalah "Aku akan ada yang Aku akan ada".
YHVH
Lebih lanjut Allah menyatakan nama diriNya adalah YHVH.
Berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN (YHVH)". (Keluaran
6:1)
Para teolog Kristen menafsirkan nama YHVH (yôd - hê' -
vâv - hê') berasal dari nama ’EHEYEH ‘ASYER ‘EHEYEH. Keempat huruf YHVH itu
diberi istilah tetragramaton. Mereka berpendapat bahwa YHVH berasal dari akar
kata EHEYEH yaitu dari kata kerja "HÂYÂH" dalam bentuk perfect,
present dan future yang artinya “Yang Sudah Ada, Yang Ada, dan Yang Akan Datang.”
Pendapat ini didasarkan pada Wahyu 1:4 "Dari
Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai
sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan
datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhtaNya",
Juga berdasarkan Wahyu 1:8, "Aku adalah Alfa dan Omega,
firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang
Mahakuasa.", dan Wahyu 4:8b, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Ditulis
tanpa huruf vokal
Tulisan Ibrani kuno tidak mempunyai huruf vokal. Jadi
dalam naskah Ibrani Perjanjian Lama, kata itu ditulis tanpa huruf vokal, yaitu
YHVH.
Kata YHVH diterjemahkan dalam Alkitab berbahasa Indonesia
oleh LAI menjadi TUHAN dengan huruf kapital (besar) semua.
YHVH
Pencipta Langit dan Bumi
Kata YHVH muncul pertama kali dalam kitab Kejadian 2:4, “Demikianlah
riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN (YHVH) Allah
menjadikan bumi dan langit“
Jadi jelaslah pencipta langit dan bumi adalah TUHAN Allah
atau YHVH Elohim, bukan tuhan allah lain. Hal ini harus benar-benar dipahami.
Tidak
ada dijumpai dalam beberapa kitab
Nama YHVH ini ditulis lebih dari 6800 kali di dalam kitab
Perjanjian Lama. Tetapi tidak dijumpai dalam kitab Kidung Agung, Pengkhotbah,
dan Ester. Sedangkan dalam kitab Daniel hanya muncul 7 kali yaitu pada fasal 9
ayat 2, 4, 8, 10, 13, 14, dan 20.
Diduga Daniel hidup di masa pengucapan kata YHVH dilarang
di kalangan Israel, baik dalam pembacaan kitab Tanakh Ibrani maupun dalam
percakapan sehari-hari.
Tanakh
adalah penggabungan dari kata Torah (Torat), Nevi'im (Nabi-nabi) dan Ketuvim
(Tulisan) yaitu kitab Perjanjilan Lama.
Hanya
diucapkan sekali setahun
Menurut tradisi Israel, kata YHVH hanya diucapkan satu
kali dalam setahun oleh Imam Besar, yaitu pada Hari Raya Pendamaian (YOM KIPUR)
di dalam Ruang Maha Kudus, dan di hadapan tutup pendamaian yang terletak di
atas tabut perjanjian.
Namun sejak pembuangan ke Babel sekitar tahun 586 SM
selama 70 tahun, ketika Bait Allah telah dihancurkan dan tabut perjanjian sudah
tidak ada lagi maka kata YHVH tidak pernah diucapkan sejak saat itu sampai
sekarang.
Diduga karena Imam Besar Yahudi tidak mengajarkan cara
mengucapkan kata itu pada keturunannya maka tidak ada lagi kalangan Yahudi yang
tahu cara mengucapkan kata YHVH dengan tepat.
YHVH
adalah TUHAN bangsa Israel
Dari uraian di atas, kini kita telah memahami bahwa TUHAN
yang disembah oleh bangsa Israel adalah YHVH yang dalam Alkitab Indonesia
diterjemahkan dengan nama TUHAN.
Memudahkan
pengucapan YHVH
Saat ini untuk memudahkan pengucapan kata YHVH itu,
beberapa gereja memunculkan nama-nama seperti Yehovah, Yehuwa, dan Yahweh.
Pengucapan mana yang benar, sampai saat ini belum ada kesepakatan.
Penambahan huruf vokal pada kata YHVH telah memunculkan
perdebatan di kalangan umat Kristen antara mereka yang setuju dan yang tidak.
Tidak ada yang mengalah sebab masing-masing mempertahankan pendapat mereka.
Jangan
menyebut YHVH sembarangan
Bangsa Israel tidak boleh, bahkan tidak berani,
mengucapkan atau menyebut nama YHVH sembarangan sebab tertulis, “Jangan
menyebut nama TUHAN (YHVH), Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan
memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. (Kel. 20:7)
Oleh karena itu, setiap kali bangsa Israel membaca
tulisan YHVH di kitab Perjanjian Lama, mereka akan mengucapkannya dengan kata
Adonay. Misalnya kata YHVH Jireh dibaca Adonay Jireh.
Adonay
Adonay (ADNY = alef - dalet - nun – yod) adalah bentuk
jamak dari kata "adon" yang berarti tuan, pemilik, penguasa dan
junjungan.
Kata adon dan adonay ini bisa digunakan bagi manusia,
tapi bisa juga bagi Allah. Jika dikaitkan dengan manusia diartikan tuan. Tapi
jika dikaitkan dengan Allah diartikan Tuhan.
Dalam Alkitab LAI, kata itu diterjemahkan Tuhan (huruf T
kapital) jika terkait dengan Allah, dan tuan jika terkait manusia.
Abr(ah)am
menggunakan kata Adonay
Orang yang pertama kali menyebut kata Tuhan (Adonay)
adalah Abram. Beliau tidak menyebutNya TUHAN (YHVH). Abram menjawab: "Ya
Tuhan (Adonay) ALLAH" (Kej. 15:2a)
Abraham juga menyebut tiga orang tamunya yang dikiranya
manusia biasa dengan sebutan Tuanku (Adon) bukan Tuhanku "Tuanku (Adon),
jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu
ini." (Kejadian 18:3)
Jadi dalam menerjemahkan kata ini, para pakar di LAI
tidak sembarangan, tapi mereka memilah-milah antara kata Tuhan dan tuan
walaupun sama-sama menggunakan kata adon atau adonay.
SEPTUAGINTA LXX
Setelah kembali dari pembuangan di Babilonia, sebagai
besar bangsa Israel tidak lagi menguasai bahasa Ibrani. Sehari-hari mereka
berbahasa Yunani, Aram, dan Romawi. Karena itu kitab Perjanjian Lama berbahasa
Ibrani diterjemahkan dalam bahasa Yunani oleh pakar Yahudi pada abad 3 sebelum
Masehi. Kitab itu disebut Septuaginta LXX.
Septuaginta adalah kata Yunani yang artinya Tujuh Puluh.
Angka Romawi LXX atau 70 ini merujuk
pada sekitar 70 cendekiawan Yahudi yang menerjemahkan lima kitab Musa ke dalam
bahasa Yunani.
KURIOS
Dalam kitab Septuaginta, kata YHWH dan Adonai sama-sama
diterjemahkan Kurios. Dalam bahasa Yunani, kata kurios artinya sama dengan
tuan, yaitu penguasa, pimpinan, atasan, pemilik, suami. Namun khusus dalam
Alkitab, kurios berarti Tuhan atau tuan, tergantung apakah ditujukan bagi Tuhan
atau manusia.
Kitab
Perjanjian Baru
Kitab Perjanjian Baru tidak menggunakan bahasa Ibrani,
namun Yunani, Aram dan Romawi. Para penulis kitab Perjanjian Baru mengacu pada
kitab Septuaginta sehingga mereka menulis YHWH atau Adonai dengan kata Kurios
Jadi dalam kitab Perjanjian Baru tidak akan dijumpai kata
YHVH dan Adonay. Alkitab LAI menerjemahkan Kurios dengan Tuhan atau tuan.
“Karena
Anak Manusia adalah Tuhan (Kurios) atas hari Sabat."
(Matius 12:8).
“Seorang
murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya
(kurion). (Matius 10:24).
Demikian penjelasan tentang YHVH, Adonay dan KYRIOS. Kiranya
artikel ini bermanfaat bagi saudara – saudara semua. Bukan ini sih inti
kekristenan kita,. Tapi sebagai umat yang telah di tebusNya dengan harga yang
mahal, apakah salahnya kita belajar mencari tahu Kebenaran nama Tuhan kita. Terima
kasih. God Bless.
No comments:
Post a Comment