Breaking

Thursday, September 13, 2018

Berpengharapan Kepada Tuhan sesuai dengan Ayat Alkitab


Berpengharapan kepada Tuhan adalah hal yang wajib kita lakukan. Bukan untuk keuntungan bagi Tuhan. Melainkan untuk diri kita sendiri. Karena berpengharapan kepadaNYa adalah cara terbaik untuk mengundang energi positif dalam hidup kita. Kenapa? Karena saat kita berharap padanya, kita membuang semua kekuatiran kita. Bahkan Roh Kudus akan bekerja di hati kita dengan menaruh damai sejahtera sekalipun orang melihat betapa luar biasanya masalah yang sedang kita alami. Apalagi di jaman yang semakin serba ada ini banyak kepercayaan yang berkembang dan di anut oleh masyarakat, jika diperhatikan secara seksama dalam sebuah kepercayaan dapat berbeda satu dengan yang lainnya bahkan dalam satu kepercayaan yang sama di dalamnya terdapat beberapa jenis lagi kepercayaan menurut versi mereka masing-masing. Jika diperhatikan dan dicermati lagi bukankah tujuan dari semua kepercayaan itu sama saja akhirnya? Berbicara mengenai kepercayaan tentunya akan berujung pada agama.

Kristen bukanlah sebuah agama. Kristen adalah kepercayaan iman kita yang total kepada Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat dunia. Agama merupakan atribut nyata dari kepercayaan seseorang, agama boleh ada karena pengakuan akan kepercayaan yang di anut oleh sekelompok orang.  Oleh karena itu kita perlu memegang teguh terhadap Firman Tuhan, supaya tidak membuat Tuhan malu akan tingkah laku kita yang mengatakan Kristen tapi tidak punya kepercayaan apalagi pengharapan kepad Tuhan Yesus.
Berikut beberapa ayat Alkitab tentang Pengharapan kepada Tuhan:

Yosua 1:9

Ayat alkitab tentang kepercayaan dapat dilihat dalam yosua 1:19 “ Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu : kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu menyertai engkau kemanapun engkau pergi.” Kepercayaan akan hadirat Tuhan bagi orang percaya merupakan suatu mutlak untuk dilakukan.

Ada kalanya manusia mengandalkan dirinya sendiri tanpa mau melibatkan Tuhan di dalamnya. Padahal sesungguhnya Tuhan ingin dan rindu untuk ambil bagian dalam hidup kita sehari-hari. Ketika manusia dihadapkan pada percobaan yang di alaminya Tuhan tentunya telah memberikan izin terlebih dahulu untuk hal ini terjadi karena Tuhan tahu bagaimana batasan dan kemampuan manusia, Tuhan tentunya akan turut ambil bagian dalam pertolongan yang diberikannya.

Mazmur 13: 5

Dalam mazmur 13 : 5 berkata “ Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu”, kasih seperti apa lagi yang manusia inginkan? Tiada yang lebih besar dan hebat daripada kasih yang Tuhan berikan kepada manusia.

Ayat alkitab tentang kepercayaan ini menguat teguhkan hati para orang percaya bahwa sekali-kali Tuhan tidak akan meninggalkan manusia akibat dosa, justru sebaliknya Tuhan mau dan rindu agar manusia berpaling dari dosanya dan mengikut Dia. Kasih Tuhan itu setia, setia bukan dalam ukuran manusia tetapi dalam ukuran Tuhan yakni kasih yang kekal dan tidak akan berubah.

Amsal 3 : 5-6

Ayat alkitab tentang kepercayaan selanjutnya tertuang dalam Amsal 3 : 5-6 “ percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Percaya tidak dilakukan dengan setengah hati atau dengan ragu-ragu melainkan dengan paham dan hati yang teguh.

Percaya kepada Tuhan sebagai juruselamat tidak hanya dapat diputuskan setelah kita manusia benar-benar memahami maksud dari semuanay itu, karena pemikiran dan jalan Tuhan sangatlah dalam dan tidak dapat terselami oleh pikiran dan akal manusia. Manusia terkadang terlalu congkak mengenai jalan mana dan keputusan apa yang hendak di jalankan, seharusnya melibatkan dan berserah kepada Tuhanlah merupakan jalan yang benar. Orang yang telah percaya dan di baptis tentunya akan dituntut untuk dibentuk dan diperbaharui dari sehari kesehari oleh hayat Tuhan sehingga ketika kita menjalankan kehidupan sehari-hari boleh mencerminkan diri Allah dalam diri kita sendiri, hal ini boleh menjadi kesaksian hidup kita kepada manusia lainnya yang belum percaya sehingga nama Allah boleh di muliakan atas diri kita.

Yeremia 17 : 7-8

Yeremia 17 : 7-8 berkata “ diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air yang merambatkan akar-akarnya ketepi batang air, dan tidak akan mengalami datangnya terik matahari, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan tidak berhenti menghasilkan buah”. Ayat alkitab tentang kepercayaan satu ini menekankan dan memberikan gambaran bagimana hidup orang percaya yang diberkati oleh hayat Allah dalam hidupnya. Hidup orang percaya bukanlah hidup yang mengandalkan diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara hidup yang di alami sehingga diri pribadi boleh lebih dekat dengan Tuhan setiap harinya.

Orang yang demikian tentunya akan menimbulkan pengharapan yang sejati yakni pengharapan akan hadirat Tuhan dalam hidup. Orang percaya yang dekat dengan Tuhan digambarkan seperti pohon yang ditanam ditepi aluran air yang mana akar-akarnya akan terus mengarah ke sumber mata air sehingga boleh bertumbuh dan selalu tercukupi kebutuhannya setiap hari. Pohon ini menggambarkan kita orang percaya yang menaruh harapan kepada Tuhan sehingga kita akan terus menerus untuk menuntut keberadaan Tuhan dalam hidup, dengan demikian hidup kita akan selalu di jaga olehNya. Segala pencobaan dan rintangan akan Tuhan sertai dalam hidup sehingga kita boleh dapat mengatasinya.

Dalam pandangan orang banyak sering disalah artikan bahwa kepercayaan kita merupakan agama yang di anut. Jika kita melihat ke belakang ketika Tuhan Yesus datang ke dunia sebagai manusia Tuhan Yesus tidak mendatangkan satu agama baru atau satu kepercayaan yang baru. Semua itu datangnya dari Allah dan oleh Allah itu sendiri, seperti ada di jelaskan bahwa Tuhanlah awal dan akhir. Terus mengapa hingga saat ini banyak jenis kepercayaan yang menggunakan kata agama sebagai titlenya? Semua ini kembali ke diri manusia lagi, jika dipikirkan dengan logika manusia semaunya ini tidak akan ada habisnya. Tuhan tidak menginginkan sebuah agama yang sempurna pada diri manusia melaikan Tuhan ingin agar ketika manusia percaya maka manusia akan kembali kepada Allah sang penciptanya. Agama tidak menjanjikan diri kita memperoleh keselamatan karena keselamatan yang sejati datangnya daripada Tuhan itu sendiri.

Demikianlah artikel tentang pengharapan kepada Tuhan sesuai dengan Alkiab. Mari terus berpengharapan kepada Tuhan. Karena hanya dalam Tuhanlah kita memiliki arti dan berharap padaNya adalah cara terbaik untuk mendatangkan energi positif dalam hidup kita. Percaya saja. Sebab tidak ada kasih yang lebih sempurna dari pada kasih Tuhan kepada kita. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment