Hallo semua ladies ataupun ibu-ibu yang pasti familiar
dengan yang namanya gossip dan apa gossip terbaru saat ini ya kan.. Nah,
sekarang kita bahas yuk pengaruh buruk dan bagaimana kita menghancurkan roh gossip
dalam hidup kita. Tapi jangan salah dulu. Bukan berarti kita tidak akan di
gosipi lagi. Hanya saja kita yang tidak bergosip ria lagi. Karena kita tidak
bisa jahit mulut orang yang suka gosipin kita, tapi kita bisa tahan lidah kita
untuk tidak ikut-ikutan menggosipin orang lain. Karena kita anak Tuhan yang
cinta kedamaian. Kasih adalah dasar iman kita. Ingat itu!
Nabi Salomo menulis, “Hidup dan mati dikuasai lidah”
(Amsal 18:21). Itu merupakan pernyataan yang luar biasa! Dan sangat penting
untuk kita pikirkan. Yakobus berpikir lidah penuh dengan racun mematikan
(Yakobus 3:8). Suatu pemikiran yang menakutkan!
Gosip.. Semakin digosok, semakin sip. Betulkah? Sip apanya
dulu sekarang yakan.. sudah pasti sip atau pasti membuat jatuh dalam dosa yang
mengakibatkan tidak ada damai sejahtera dan sukacita.
Suatu penyelidikan Alkitab bisa menolong kita menemukan
penangkal bagi racun atau virus mematikan yang bernama gosip.
Dari
Mana Datangnya Gosip?
Walau kata ini tidak menonjol dalam Alkitab, tapi ide
gosip nyata diseluruh Alkitab. Hal ini terdapat talebearers, orang yang membisikan
informasi merugikan tentang orang lain. Ini juga termasuk, backbiters, orang
yang bicara tentang kesalahan orang lain dibelakang orang itu. Ini juga
berbicara tentang tukang fitnah, orang yang bicara melawan orang lain, sering
dengan keinginan untuk menyakiti mereka. Ini bicara tentang orang yang jahat
atau penfitnah. Kita bisa menyimpulkan semua ini dengan satu kata, gossip. Ini
suatu kata yang sangat buruk.
Gosip membicarakan kesalahan orang lain dimana mereka
tidak bisa melakukan apapun terhadap orang itu, orang yang bukan bagian dari
masalah ataupun bagian dari solusi. Dan bicara tentang mereka kepada yang lain
adalah gosip, apakah itu rumor atau fakta, benar atau salah. Tuhan berkata,
“Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah” (Yakobus 4:11). Perintah
ini tidak mengatakan apapun tentang benar atau salah. Ini berarti sama sekali
tidak dibenarkan bicara menjelekan orang lain walaupun ceritannya benar.
Gosip didaftar bersamaan dengan dosa terkeji yang pernah
ada. Dengarkan Paulus mengurutkan dosa yang memuakan: “penuh dengan rupa-rupa
kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki,
pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat,
pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam
kejahatan, tidak taat kepada orang tua,” (Roma 1:29,30). Tetapi, ironi gossip
tetap menjadi salah satu favorit orang Kriten dari dulu. Kenapa?
Kita semua ingin orang lain berpikir hal yang baik
tentang kita. Jika kita jujur, kita mau mengakui bahwa pengakuan itu berkaitan
dengan tingkat penerimaan kita: “Apakah mereka mengetahui siapa saya? Apakah
mereka menyukai saya? Apakah mereka menghormati saya? Semakin rendah harga diri
kita, semakin khawatir kita terhadap hal seperti itu, tapi kita semua pernah
memikirkannya. Itulah alasan kita bergosip. Kita ingin membuat diri kita lebih
baik dan mendapat penerimaan yang lebih besar.
Jika seseorang melukai kita, membuat mereka jadi buruk
bagi kita merupakan cara adil untuk membalas, menyeimbangkan skor dan
memperbaiki harga diri. Itu juga bisa menjadi cara efektif untuk memenangkan
orang kesisi kita dalam konflik. Kita berpikir bahwa lebih banyak orang
berpihak pada kita menjadikan kita lebih berharga.
Ada alasan lain kita bergosip. Disatu sisi, kita mungkin
memiliki teladan yang buruk. Kita tumbuh mendengar orangtua kita bergosip dan
kita menjadi percaya bahwa hal itu merupakan hal yang diterima jadi bagian
hidup. Kemungkinan lain lagi adalah kita tidak mengembangkan pemikiran kita
sehingga tidak ada hal lain yang bisa dibicarakan selain orang lain.
Gosip adalah percakapan yang bodoh, terutama menjelekan
orang lain. Gosip mereka berkaitan dengan kemalasan dan kecenderungan mereka
mencampuri urusan orang lain. Jika mereka menginvestasikan waktu dan tenaga
mereka kedalam kegiatan rohani seperti membaca Alkitab, memberitakan Injil, melayani anak, mereka
tidak punya waktu untuk membicarakan orang lain. Tapi penyebab gosip tidak
seburuk kerusakan yang diakibatkannya.
Empat Akibat Buruk Dari Gosip
1. Hal ini merusak hubungan persahabatan
“Orang
yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat
yang karib” (Amsal 16:28). “Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi
siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib” (Amsal 17:9).
Kadang gosip dilakukan dengan sengaja dan jahat oleh seseorang yang iri yang
sakit hati terhadap teman yang dimiliki orang lain. Jika dia bisa menggali
informasi hina apapun, dia bisa menggunakannya untuk memisahkan mereka dan
masuk kedalam cela. Dia melihat lebih mudah memenangkan teman dengan menunjukan
kebaikan dan ketidakegoisan kepada yang lain. “Saya tidak bermaksud bicara
tentang dia, tapi …” “Saya tidak ingin kamu berpikir saya bergosip, tapi …” Dan
itulah pisaunya!
Mungkin tidak ada maksud jahat, tapi hasilnya tetap sama.
Anda mungkin mendengar tentang percakapan dimana Ellen berkata, “Suzie
mengatakan pada saya rahasia kamu dimana saya disuruh tidak mengatakannya
padamu.” Jane menjawab, “Mulut ember! Saya menyuruhnya untuk tidak
mengatakannya padamu.” Ellen menjawab, “Saya mengatakan padanya kalau saya
tidak akan mengatakan ini padamu.” Persahabatan ini sudah hancur. Mereka tidak
bisa saling percaya lagi. “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang
setia, menutupi perkara” (Amsal 11:13).
2. Gosip melukai orang
“Perkataan pemfitnah seperti
sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati” (Amsal 18:8). Apa yang anda rasakan
saat menemukan orang lain sedang membicarakan hal yang tidak baik tentang anda?
Mereka mungkin menikmatinya seperti gula, tapi itu melukai anda bukan? Dan
sakitnya mencapai kelubuk hati. Walau kita tahu Tuhan ingin kita mengampuni
mereka, kita biasanya bimbang, khawatir, jengkel karena itu, merasa bersalah
dan marah terhadap mereka. Kadang itu mulai mempengaruhi kemampuan anda
berfungsi secara baik. Dan itu memerlukan waktu lama untuk sembuh. Pikir lagi
jika disaat berikut anda merasa ingin membagikan sesuatu tentang orang lain.
Apakah hal itu juga kalau dikatakan tentang anda bisa anda terima, walaupun itu
benar sekalipun?
3. Gosip menghasut atau menyulut kemarahan
“Angin utara membawa
hujan, bicara secara rahasia muka marah” (Amsal 25:23). Beberapa orang yang
paling pemarah yang pernah saya ajak bicara menjadi korban gosip. Mereka jadi
murka. Hasil dari kemarahan mereka adalah dosa, dan mereka perlu
menyelesaikannya. Tapi orang yang mengatakannya harus tetap mempertanggung
jawabkan ketidaktaatannya terhadap Firman Tuhan.
Apakah anda pernah melihat selang air yang tak
terkendali? Itu terlempar-lempar, menabrak benda-benda dan membasahi orang
didekatnya. Orang-orang itu kemudian tidak begitu senang dengan anda bukankah
begitu? Lidah yang terlempar-lempar, menyemburkan gossip, memiliki akibat yang
lebih buruk. Suami dan istri telah membuat keluarga dan teman marah terhadap
saudaranya melalui pembicaraan tentang kesalahan. Seseorang yang sudah
mendengar kekotoran itu tidak bisa melupakannya dan menerima gossip yang
dinyatakan. Kemarahan hidup terus.
4. Itu menyebabkan perselisihan
“Bila kayu habis,
padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran” (Amsal 26:20). Kita
semua mengetahui banyak gereja yang hancur karena perselisihan. Tapi ada satu
hal dimana perselisihan bisa tidak muncul jika orang berhenti bergosip. “Apakah
kamu tahu apa katanya? Sini saya katakan apa pendapat saya tentangnya.
Pembicaraan yang bodoh. Tapi ini seperti kayu yang sedang terbakar. Itu membuat
orang tergerak, dan mereka membuat orang lain juga tergerak, dan yang mulanya
hanya api kecil menjadi amukan api.
Yakobus memberitahu kita dimana api kecil itu datang. Dia
berkata, “Itu dinyalakan oleh api neraka” (Yak. 3:6). Dan setan pasti tertawa
melihatnya. Gosip adalah permainannya. Iblis menamakannya “fitnah”. Dan dia
disebut “pendakwa saudara-saudara kita” (Wahyu 12:10). Tapi Tuhan membenci hal
ini. Dia mengatakan bahwa orang yang menyebarkan perselisihan diantara saudara
merupakan kejijikan bagiNya (Amsal 6:16-19). Lalu bagaimana?
Cara Melawan Keinginan Untuk bergosip
1. Untuk menghilangkan gossip dari
pembicaraan kita adalah mentaati perintah Kristus dan berhadapan langsung
dengan orang itu
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat
mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali” (Matius
18:15). Tuhan ingin kita menegur mereka yang bersalah. Jika seseorang melakukan
sesuatu yang menyerang kita, bersalah, mengambil kesempatan atau mengagalkan
kita dengan cara apapun, atau jika kita mengetahui ada dosa yang serius yang
telah dilakukan, kita harus bicara langsung pada orang itu. Jangan kepada orang
lain! Hanya kepada dia. Jika hal itu kecil, mungkin kita langsung mengampuninya
dan melupakannya. Tapi jika itu penting, kita harus bicara langsung padanya
lebih dulu. Dan jika tidak begitu penting sampai harus bicara langsung padanya,
maka jelas hal ini tidak bisa dikatakan pada orang lain.
Saya pernah bertanya pada beberapa orang apakah mereka
pernah menegur orang yang menyerang mereka, “Ya, dan tidak ada bedanya.” Jadi
mereka merasa dibenarkan untuk mengatakan pada orang lain. Tapi ada langkah
kedua yang Tuhan berikan, dan bukannya menyebarkan hal itu diantara teman kita.
“Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya
atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan” (ayat
16). Apakah anda melakukan itu?
Kemudian ada langkah berikutnya lagi. “Jika ia tidak mau
mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau
juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal
Allah atau seorang pemungut cukai.” (ayat 17). Apakah anda sudah melakukannya?
Dalam prosedur ini tidak pernah dikatakan, “OK, sekarang kamu bisa
menyebarkannya kesemua temanmu.” Itu bukan pilihan yang Alkitabiah! Dan hal
yang konsisten dengan Alkitab dalam menyelesaikan masalah.
2. Dalam menghilangkan gosip adalah menolak
mendengarnya
“Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau
bergaul dengan orang yang bocor mulut” (Amsal 20:19). Jika kita semua mau
mengikuti saran ini, gossip tidak bisa menancapkan racunnya. Sangat sulit untuk
tidak mendengar saat seseorang memberikan kita informasi kelas tinggi dan
sangat rahasia. Itu membuat kita merasa penting karena mereka memilih
mengatakannya pada kita. Natur dosa kita yang lama mendorong kita untuk
melakukannya dan menyimpannya agar suatu hari bisa digunakan untuk meningkatkan
derajat kita. Tapi baik pendengar maupun yang mengatakan sama bersalahnya.
Orang bicara karena ada yang mendengar. Jika tidak ada yang mendengar, gossip akan
hilan.
3. Untuk mengatasi gossip adalah lebih terbuka
terhadap kelemahan anda
Kita senang menyimpan kelemahan kita untuk menjaga
image. Jika kita tidak sedang rukun dengan pasangan, atau salah satu anak lari
dari rumah, atau kita kesulitan dalam pekerjaan, kita tidak ingin orang lain
mengetahuinya karena itu bisa menghancurkan reputasi kita sebagai orang Kristen
yang baik. Tapi rahasia kita tidak hanya menghalangi penyembuhan yang bisa
dilakukan anggota Tubuh yang lain, tapi juga menyediakan tempat bagi rumor.
Jika kita secara terbuka membagikan masalah dan secara pribadi meminta dukungan
doa dari orang percaya lainnya, kita akan sangat tertolong, dan misteri yang
merupakan makanan gossip akan lenyap. Tidak ada alasan untuk gossip jika semua
orang sudah mengetahuinya.
4. Belajar mengasihi
Kita belajar hal
itu dari kasih Tuhan kepada kita (1 Yoh. 4:19). Dan saat kita sudah belajar,
kita tidak akan bergosip lagi. “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi
kasih menutupi segala pelanggaran” (Amsal 10:12). Hal ini disinggung Petrus
saat berkata, “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan
yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” (1 Petrus 4:8). Hal
terburuk dari gossip adalah itu sama sekali tidak mengasihi. Kita tidak menunjukan
kasih pada orang yang kita bicarakan. Kita menghancurkannya dihadapan orang
lain, dimana kasih seharunya membangun (1 Kor. 8:1). Sebelum kita membuka mulut
kita lebih dulu bertanya, “Apakah ini akan membangun orang lain? Apakah ini
akan membangun kepercayaan? Apakah ini akan membangun kasih?” Jika tidak, lebih
baik tidak dikatakan. Ada banyak hal yang sudah saya katakan, yang saya harap
bisa saya tarik kembali. Tapi sudah terlambat! Perkataan yang tidak dipikir,
tidak kasih tidak bisa ditarik kembali. Belajarlah mengasihi!
Ada satu usulan lagi, yang paling jelas dan penting, tapi
kurang digunakan. Minta Tuhan menolong menjaga lidah anda. Pemazmur berkata.
“Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya
TUHAN, gunung batuku dan penebusku” (Maz 19:14). “Awasilah mulutku, ya TUHAN,
berjagalah pada pintu bibirku!” (Maz 141:3). Tuhan senang menolong orang yang
dengan rendah hati mengakui kebutuhan mereka dan meminta pertolonganNya. Yuk mari
di coba sis, karena Tuhan pasti akan menolong anda menaklukan kebiasaan gosip
anda.
Itulah artikel untuk gossip. Semoga bermanfaat bagi
semua. Terima kasih.
Sangat memberkati, thanks pemaparannya, GBU
ReplyDelete