Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11).
Pertanyaannya sekarang, apakah Iman Anda tidak bertumbuh?
Mungkinkah Iman Anda statis, tidak mundur, juga tidak maju? Apa yang terjadi?
Hal itu dikarenakan kita gagal mengenali hambatan-hambatan yang menghalangi
pertumbuhan Iman kita. Iman tidak berhenti ketika kita mengambil keputusan
percaya dan bertobat kepada Yesus Kristus. Iman harus di jalani, iman harus
bertumbuh, berbuah, sampai mencapai tingkat kedewasaan penuh. Pertumbuhan iman
adalah keharusan untuk kehidupan rohani yang berhasil dan produktif.
Di dalam Alkitab 2 Petrus 3:18 dan Efesus 4:13-15
memerintahkan kita agar bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan
Tuhan Yesus Kristus, dan mencapai kedewasaan penuh.
Ada 6 alasan mengapa kita harus bertumbuh dan
menghasilkan buah:
1. Bertumbuh dan berbuah menunjukan bahwa kehidupan
rohani kita hidup
2. Bertumbuh dan berbuah menghindarkan kita dari
kehidupan rohani yang tidak efektif.
3. Bertumbuh dan berbuah menghindarkan kita dari bahaya
disesatkan (Efesus 4:13-14).
4. Bertumbuh dan berbuah menghindarkan kita dari
kemurtadan (Ibr. 6).
5. Bertumbuh dan berbuah membuktikan bahwa kita adalah
orang Kristen sejati (Yohanes 15:8)
6. Bertumbuh dan berbuah adalah cara kita memuliakan
Tuhan (Yohanes 15:8).
Dr. Warren Wiersbe mengatakan, “persoalan terbesar dalam
gereja bukan soal keuangan, tetapi soal ketidakdewasaan iman.” Artinya, jika
orang Kristen bersikap masa bodoh terhadap kondisi imannya, sikapnya itu akan
memunculkan banyak masalah dalam gereja dan kehidupan pribadinya.
Dalam perjalanan iman menuju kedewasaaan penuh, iblis
dengan tipuan muslihatnya menyebarkan ranjau, jebakan, guna menghambat
pertumbuhan iman kita. Iblis tidak akan pernah berhenti mengganggu kita sampai
kita terkapar jatuh. Bagaimana mengenali hambatan-hambatan Iman.
Apa saja yang menjadi hambatan-hambatan iman kita?
1. Mengabaikan kehidupan batin kita bersama Kristus,
sementara kita memusatkan perhatian pada penampilan luar.
Sepertinya kita hidup di zaman di mana orang-orang lebih
memusatkan perhatian pada penampilan luar, ketimbang ketulusan hati. Seperti
ketika Anda melihat orang menjual mobil bekas yang telah disulap, yang tanpak
luar mengkilap, bagus dan menarik, tetapi setelah Anda memakainya beberapa
minggu kemudian, semua yang buruk yang tersembunyi mulai menampakkan diri, dan
Anda pasti kecewa.
Filosofi dunia adalah: “tidak pernah mendapat kesempatan
kedua untuk membuat kesan pertama.” Yang penting menurut dunia adalah kesan
pertama.
Prinsip di atas sangat betentangan dengan Alkitab. Tuhan
sama sekali tidak tertarik dengan bagian luar kita, jika itu berbeda dengan
hati kita. Bahkan Tuhan mengutuk mereka yang kehidupan luarnya tanpak rohani,
namun pada hakikatnya kehidupan rohani mereka kering dan gersang, bahkan penuh
dengan sampah (Lukas 11:39; 1 Samuel 16:7).
Kehidupan yang sejati adalah dari dalam ke luar.
Kehidupan yang dari luar ke dalam adalah kemunafikan. Yang menjadi pertanyaan
bagaimana kita mengubahnya dan menjalani kehidupan dari dalam ke luar?
a. Perbaharuilah komitmen kita kepada nilai-nilai
kerajaan Allah.
Kita harus rendah hati mengakui keadaan ini, bahwa dunia
telah membutakan mata kita, sehingga kita menganut sistem nilai duniawi, yang
mahir membersihkan bagian luar cawan agar tampil baik di mata orang Kristen
lain.
b. Kembangkanlah kehidupan batin bersama Yesus.
Seperti raja Daud yang selalu merindukan hadirat Tuhan,
demikianlah pula kita harus selalu merindukan air hidup, yakni Yesus Kristus;
Maz 42:2-3. Rasul Paulus, meskipun ia seorang rasul dan tahu banyak kebenaran
Allah, namun yang terpenting baginya adalah mengenal Kristus lebih dekat dalam
persekutuan yang intim dengan Tuhan (Fil. 3:10-11).
c. Tinggallah dalam firman Tuhan.
Bagaimana caranya kita mengenal Tuhan dengan baik dan benar?
Tinggallah di dalam Firman Tuhan. Jadikan Alkitab sebagai kesukaaan (Maz 1:2;
19:8-9), sebagai cermin (Yak 1:22-25), dan sebagai kompas penunjuk arah.
Alkitab adalah perkataan Allah yang hidup dan berkuasa.
d. Bangunlah kehidupan doa sebagai percakapan dua arah.
Salah satu tanda seseorang memiliki hubungan yang baik
dengan Tuhan adalah adanya kehidupan doa yang konsisten. Alkitab dan doa tidak
boleh dipisahkan. Dalam doa kita berkomunikasi dengan Tuhan, dan melalui
Alkitab Allah berkomunikasi dengan kita. Kita hanya akan mengenal seseorang
jika kita berkomunikasi dengan dia, begitu juga kita dengan Tuhan.
2. Orang yang mencoba berhasil dengan memisahkan diri
dari tubuh Kristus, yaitu Jemaat Lokal. (1 Kor. 12:12-27; Ibr 10:24-25).
Dosa manusia yang paling dasar yaitu tuntunan untuk bebas
secara total dari siapapun dan apapun (seperti Lucifer). Mereka seperti
pasangan yang ingin hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Mereka mengunjungi
gereja, tapi tidak mau berkomitmen dengan gereja. Dalam Kej. pasal 3, iblis
menjalankan rencananya untuk memisahkan Adam dan Hawa dari persekutuan dengan
Allah. Dan sekarang iblis terus berusaha menisahkan orang-orang Kristen dengan
tubuh Kristus. Gereja/jemaat adalah keluarga Allah, dan setiap orang percaya
harus bergabung dalam komunitas keluarga Allah (Ef. 2:19). Dalam komunitas
keluarga Allah kita diberi hadiah kelahiran yang mengagumkan, yaitu nama
keluarga, hubungan akrab, warisan keluarga (Fil 4:19).
Mengapa kita harus menyatukan diri ke dalam tubuh
Kristus? Paling sedikit ada tiga alasan mengapa kita perlu menjadi bagian dari
tubuh Kristus.
a. Ada nasihat dan dorongan (Ibr 10:24-25; 1 Tes 5:11).
Gereja bertanggung jawab mengajarkan kebenaran Allah
kepada anggotanya, dan mendorong mereka agar hidup dalam kehendak Tuhan. Jika
ada yang menyimpang, sudah menjadi tanggung jawab gereja untuk menegur dan
menasehati anggotanya tersebut agar berbalik dari jalan yang salah, dan
kemudian mendorong para anggota untuk menjalani kehidupan yang benar di dalam
Kristus.
b. Persekutuan (Kis 2:42).
Persekutuan bukanlah pertemuan biasa atau obrolan
basa-basi. Persekutuan (koinonia) adalah “menjalani kehidupan bersama-sama
dalam kejujuran dan kebenaran.” Persekutuan membuat kita bersatu, terbuka,
jujur dan saling memperhatikan.
c. Tanggung jawab.
Tuhan memberikan kita tugas dan tanggungjawab sebagai
anggota-anggota keluarga Allah. Setiap anggota memiliki tanggungjawab yang
tidak boleh diabaikan. Tanggungjawab itu adalah: menghadiri kebaktian secara
teratur, mendukung semua program gereja, menaati otoritas Pemimpin gereja, dan
bertanggungjawab memberitakan, melestarikan kebenaran Allah agar tetap murni.
3. Orang percaya gagal mengintegrasikan Kristus dalam
setiap segi kehidupan (Lukas 16:13).
Orang-orang yang tidak mengintegrasikan Kristus ke dalam
setiap segi-segi kehidupan adalah orang Kristen berkepribadian ganda. Dari satu
sisi mereka kelihatan rohani, disisi yang lain kelihatan duniawi. Alkitab
mengecam orang-orang demikian dengan menyebut mereka sebagai orang-orang yang “mendua
hati.” (Yakobus 1:8; 4:4).
Orang-orang yang berkepribadian ganda terbagi dua: yaitu,
pribadi sekuler dan pribadi rohani. Mereka begitu rohani ketika berada dalam
gereja, dan begitu duniawi tatkala mereka kembali menjalani kehidupan mereka
sehari-hari.
Orang percaya adalah garam dan terang dunia. Terang bukan
untuk disembunyikan, dan garam bukan untuk disimpan dalam lemari. Yesus harus
terlihat orang dalam hidup kita.Bahkan, orang-orang yang tidak percaya harus
merasakan dampak dari kehadiran Kristus dalam hidup kita di segala aspek.
Kita harus menghidupi kehidupan tunggal bersama Yesus
(Filipi 1:21). Yesus Kristus harus hidup, menyatu dan terlihat dari pikiran,
perasaan, dan kehendak.
a. Dalam pikiran – milikilah pikiran Kristus (Filipi 2:5;
4:8).
Ubah pikiran kita dari sekuler kepada yang kudus, dari
duniawi kepada Kristus. Kita harus menolak sistem pikiran dunia dan mencari
pembaharuan rohani dalam proses pikiran. (Rm. 12:12; Kol. 3:2; Ef. 4:22-24).
Bila pikiran Tuhan menjadi pikiran kita kita akan berpikir mmengenai semua
situasi kehidupan dalam konteks kerajaan Allah.
b. Dalam perkataan- milikilah perkataan Kristus (Ef. 4
:29; Kol. 3:8, 16; Mat. 12:36).
Bila Tuhan yang memerintah mulut kita maka teguran
kitapun akan dibaharui dalam kasih dan perhatian kepada orang yang hendak kita
tegur.
c. Dalam perbuatan – Milikilah perbuatan Kristus (1 Yoh.
2:6).
Yesus Kristus adalah pribadi yang rendah hati, tulus,
jujur, dan kudus. Dia membenci perbuatan dosa, namun mengasihi orang berdosa.
Kita diperintahkan agar hidup seperti Yesus hidup (1 Yoh. 2:6). Siapa diri kita
di gereja harus menajadi siapa diri kita di tempat lain.
4. Orang Kristen meremehkan pengaruh dari luar terhadap
pertumbuhan mereka.
1 Korintus 15:33 – Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang
buruk merusakan kebiasaan yang baik.
Amsal 4:14-15 – Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan
janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah
melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalan terus.
Setiap orang percaya sedang berperang melawan kuasa-kuasa
pengaruh jahat dari hubungan-hubungan yang tidak kudus. Dari manakah
pengaruh-pengaruh jahat itu muncul?
a. Dari hubungan yang tidak baik (Mazmur 1:1).
Ada tiga tahap pengaruh negatif memengaruhi orang percaya
melalui hubungan yang tidak baik: (1) berjalan disamping orang fasik, (2)
berdiri di jalan orang berdosa, (3) lalu duduk dengan pencemooh. Terjadi
perubahan dari orang kudus menjadi orang berdosa dan menjadi pendosa (pencemooh).
Hubungan yang tidak kudus menyeret ke dalam cara berpikir
mereka (orang berdosa). Orang percaya bukan dari dunia, tetapi berada di dunia
(Yoh. 17:15-18). Orang percaya tidak boleh mengisolasi diri dari orang yang
tidak percaya, tetapi memisahkan diri dari cara hidup orang berdosa. Orang
percaya juga tidak boleh mencoba menerapkan iman ke dalam gaya hidup dan
persahabatan yang lama (2 Kor. 10:3).
Jelas sekali bahwa Tuhan memerintahkan orang percaya agar
tidak boleh bersahabat dengan dunia, apalagi bersatu dengan dunia (2 Kor 6:14,
Rom 12:2; 1 Yoh.2:15-18). Orang percaya harus menjadi pengaruh, tanpa
dipengaruhi. Kita harus peka kepada Roh Kudus sehingga kita menemukan
keseimbangan yang penting di dalam dunia, tetapi bukan berasal dari dunia.
Menjadi serupa berarti dipadatkan ke dalam suatu cetakan,
dibentuk sesuai dengan suatu gambar. Bahasa Yunaninya adalah suschematizo, yang
adalah akar kata dari kata “skematik,” yaitu suatu denah atau gambaran atau
perwakilan dari suatu objek. Ilah dunia ini mendesain skematik bagi sistem
dunia yang jahat ini (Efesus 2:1-3).
b. Dari Media & Musik.
Riset membuktikan bahwa Media adalah salah satu sarana
pemurtadan yang paling efektif di dunia. Media secara halus memikat dan
menjerat kita sampai akhirnya kita terperangkap. Apakah music yang kita dengar
menghilangkan kesukaan kita akan hal-hal rohani? Bagaimana dengan TV, Film yang
kita tonton. Bagaimanakah dengan majalah-majalah dan buku yang kita baca? Tentu
saja, Media: TV, Majalah, Internet, bukanlah barang haram, tetapi sudahkah kita
memperlengkapi diri kita dengan anti-virus, yang cepat mendeteksi
pengaruh-pengaruh jahat yang iblis tebarkan melalui media? Dapatkah kita
memisahkan mana yang baik ditonton, dan mana yang baik dibaca? Waspadalah!!!
Dosa terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tetapi juga karena ada
kesempatan. Jika TV membuat Anda jauh dari Tuhan, sebaiknya Anda
menghindarinya.
Dunia sangatlah agresif, posesif dan menarik. Ia mau
membentuk hidup kita sesuai dengan standarnya, fashion-nya, entertainment-nya,
prinsip-prinsipnya, filosofi-filosofinya, dan musiknya. Anak-anak Allah harus
berdiri teguh melawan tekanan kompromi dunia dalam setiap area hidupnya. Kita
harus ingat bahwa dunia tidak mengasihi kita (Yohanes 15:18). Mengikuti jalan
dunia adalah bodoh dan berpikiran pendek. Allah mengasihi kita dan Allah adalah
hikmat, dan jalan-jalanNya adalah benar dan baik dan kekal.
Umat Allah harus menjadi sahabat orang-orang berdosa
tetapi bukan sahabat dunia (Yakobus 4:4). Menjadi sahabat orang berdosa berarti
mengasihi mereka dan ingin mereka diselamatkan. Menjadi sahabat dunia adalah
mengasihi dosa dan sistem dunia yang jahat ini yang ilahnya adalah Setan (2
Kor. 4:4). Karakteristik dari dunia ini adalah keinginan daging, keinginan
mata, dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:15-16).
1 Yohanes 2:15-17 – Janganlah kamu mengasihi dunia dan
apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa
tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal
dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan
keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup
selama-lamanya.
5. Orang-orang percaya tidak mengutamakan hal-hal yang
utama (Titus 3:9-11).
Salah satu tipu muslihat iblis dalam menghambat
pertumbuhan iman kita adalah pengalihan perhatian. Iblis itu ahli strategi
dalam soal bagaimana menjatuhkan orang-orang Kristen. Iblis punya banyak cara
menjebak kita. Salah satu jebakan yang paling ampuh adalah mengalihkan
perhatian kita dari hal-hal yang utama kepada hal-hal yang tidak utama.
Buktinya semakin banyak orang percaya terjebak pada: hal-hal, sebab-sebab, dan
gerakan-gerakan.
Yang terutama dalam kehidupan Kristen setelah ia
diselamatkan adalah mengenal Kristus dan membagikan kasihnya kepada dunia.
Jangan membiarkan hal-hal minor menyelubungi gambaran besar mengenai apa yang
sedang di lakukan Allah dan apa yang Allah ingin kita lakukan.
4 pengalihan perhatian yang sering digunakan iblis untuk
menghambat pekerjaan Tuhan dan iman kita:
a. Organisasi.
Gereja tidak boleh diperkecil menjadi aturan yang akan
membuatnya menjadi lembaga sekunder. Ruang gerak Roh Kudus tidak boleh dipersempit
oleh aturan, kebijakan manusia. Aturan, kebijakan, petunjuk harus menempati
posisi minimum sehingga Yesus memiliki otonomi maksimum dalam memimpin kita.
b. Dokrtin & Dogma.
Dalam Alkitab ada ajaran yang mutlak, inti yang harus
dipertahankan mati-matian, dan yang tidak mutlak. Keselamatan hanya di dalam
Yesus Kristus, diselamatkan hanya oleh anugerah melalui iman, Alkitab adalah
Wahyu Allah yang bebas dari kesalahan, Alkitab adalah sumber otoritas utama
untuk hidup di dunia, memberitakan Injil, menyatukan diri ke dalam gereja
lokal, kemutlakan moral, Allah Tritunggal adalah doktrin-doktrin yang mutlak,
tanpa kompromi harus kita pertahankan. Sedangkan doktrin yang berada di
lingkaran kedua: Akhir zaman (premil, amil dan posmil), Haram & Halal tentang
makanan, Hari-hari raya (Kolose 2:16).
Memperdebatkan hal-hal yang kurang penting adalah
pemborosan jika hal-hal yang utama belum dikerjakan. Tetapi jangan salah paham
di sini. Hal-hal atau doktrin-doktrin yang berada di lingkaran kedua bukan juga
dengan mudah bisa kita abaikan. Hanya saja jangan menjadi prioritas atau pokok
utama yang harus diperjuangkan.
c. Politik.
Tidak ada yang salah dengan politik. Orang Kristen harus
berpolitik secara kebangsaan (Yeremia 27:7). Bagi saya (penulis) merupakan
kesalahan (dosa) jika orang percaya tidak berpolitik (Yak. 4:7). Tetapi ada
resiko, keterlibatan dalam dunia politik dapat mengalihkan kita dari hal-hal
yang utama. Kita harus menjaga prioritas kita (Kolose 1:28-29).
d. Pekerjaan.
Pekerjaan adalah ide Tuhan. Dari Tuhanlah pekerjaan itu
ada. Firman Tuhan memerintahkan agar manusia bekerja, dan dari pekerjaannya ia
dapat hidup, menghidupi keluarga, orang lain, dan dapat memberi bagi pekerjaan
Tuhan (Kel.20:9; 1 Tim.5:18; 2 Tim. 2:6; 2 Tes.3:10).
Tetapi pekerjaan telah memperbudak banyak anak-anak
Tuhan. Pekerjaan bukan saja mengalihkan perhatian banyak orang percaya dari
prioritas mereka, tetapi juga telah menjadi allah mereka.
Dari penelitian yang dilakukan The Barna Research, salah
satu penghalang kemajuan rohani adalah “kesibukan dalam pekerjaan.” “Mereka
terlalu sibuk; jadwal dan energi mereka terkuras pada pekerjaaan mereka, kata
George Barna” (George Barna, Growing True Disciples).
6. Orang percaya laut mati, Orang Kristen hanya menerima
terus menerus, tetapi sedikit atau sama sekali tidak memberi (2 Kor 8:1-5).
Orang Kristen demikian tidak ubahnya seperti Laut mati,
yang hanya menerima air, tapi tidak untuk menyalurkannya. Mereka berprinsip
Waduk, terus-menerus menerima, tapi tidak memberi seperti halnya Pipa.
Akibatnya, mereka terserang penyakit Obesitas rohani/ kegemukan rohani karena
tidak punya saluran untuk menyalurkan masukan rohani yang di terima. Tipe orang
Kristen demikian dalam gereja ialah mereka yang sekedar hadir hari minggu,
mereka mencatat dan menyimak khotbah-khotbah yang disampaikan, bahkan mengerti
banyak kebenaran Alkitab, akan tetapi semua yang mereka tahu tidak
diaplikasikan, tidak diterapkan, atau tidak ditaati oleh mereka.
Mereka tahu bahwa melayani Tuhan dan memberitakan Injil
adalah tugas dan tanggung jawab mereka, tapi mereka sengaja mengabaikannya.Mereka
mungkin juga tahu bahwa tidak mengembalikan persepuluhan adalah tindakan menipu
Allah, tetapi juga diabaikan.
Orang percaya yang tidak menyibukan diri dalam pelayanan
cenderung menjadi sok sibuk, suka mencampuri urusan orang lain dan cepat sekali
tersinggung. Sebaliknya, mereka yang belajar melayani dalam gereja local
cenderung sabar, mengerti orang lain, dan ingin menolong orang lain.
Agar penyakit ini sembuh, orang percaya harus melibatkan
diri dalam pelayanan. Melayani membuat kita rendah hati karena melayani orang
lain akan menghancurkan kesombongan kita (Fil. 2:3-2). Melayani membuat kita
bergantung pada Tuhan (2 kor 12:9-10), dan membuat kita puas.
7. Hambatan yang ke tujuh adalah orang-orang percaya
hidup oleh perasaan, bukan oleh iman.
Mereka adalah tipe orang Kristen Roller coaster,
perjalanan hidup yang dikendalikan oleh perasaan atau emosi. Kita hidup di
tengah budaya yang terobsesi dengan apa yang kita rasakan. Sering kali kita
bertemu dengan orang-orang yang tidak mengakui kenyataan buruk, membohongi
keadaan diri mereka yang sebenarnya. Sepertinya kelihatan begitu sangat rohani
apabila seseorang terus meyakinkan dirinya luar biasa sementara pada
kenyataannya dirinya sedang dirundung masalah.
Mengakui kenyataan pahit, mungkin kegagalan atau keadaan
yang tidak kunjung baik bukanlah berarti Anda kurang Iman. Kita harus jujur
apapun kondisinya. Beriman kepada Yesus Kristus tidak harus menyangkali
kenyataan yang terjadi, melainkan mengakuinya dan kemudian menyerahkan
sepenuhnya kepada-Nya.
Di sinilah letak perbedaannya, ketika kita memercayai
Firman Tuhan dan menyerahkan persoalan kita kepada Tuhan, kita akan menjadi
kuat dan perasaan kita akan menjadi positif, bukan karena kita mencoba
meyakinkan diri kita tetapi itu semua karena ada dasar, ada fakta yang
meyakinkan dan menguatkan hati kita.
Iman itu ibarat kereta api. Fakta/ kebenaran mewakili
mesin lokomotif. Perasaan mewakili gerbong tukang rem. Kehendak/ ketaatan
mewakili bahan bakar yang menghidupkan mesin. Kita harus meletakkan apa yang
kita ketahui mendahulukan apa yang kita rasakan. Perasaan kita harus dituntun
oleh apa yang kita ketahui, bukan sebaliknya.
8. Orang Kristen tidak membereskan dosa dengan cepat dan
menyeluruh (Ibr 12:1).
Identitas baru Anda sebagai anak Allah tidak menjamin
bahwa Anda bebas dari dosa. Anak-anak Tuhan memang bukan lagi orang berdosa
yang akan dihukum, namum bukan pula pendosa-pendosa yang cenderung melakukan
dosa. Ketika kita bertobat, Allah mengubah hati kita menjadi baru dan mengubah
paradigma kita sehingga kecenderungan yang tadinya ingin melakukan dosa hilang.
Tetapi penting untuk kita ketahuai ialah, Tuhan tidak
mengubah tubuh kita dan menghilangkan ingatan kita akan semua hal yang buruk
yang kita ketahui. Nah, pertempuran rohani terjadi di sini, antara hati kita
yang baru
berlawanan dengan sifat kedagingan kita yang ingin
melakukan dosa serta pikiran-pikiran yang masih menyimpan kenangan-kenangan
yang berdosa.
Dalam pergumulan ini tidak sedikit orang yang telah lahir
baru jatuh ke dalam dosa. Tuhan sangat tahu akan hal ini. Itu sebabnya Ia terus
memperingatkan kita agar berhati-hati dan selalu waspada pada keinginan daging
dan pikiran-pikiran yang negative.
Nah, jika seorang Kristen jatuh ke dalam dosa, secepat
mungkin orang tersebut harus membereskan atau mengakui dosanya dan kesalahannya
kepada Tuhan. Tindakan cepat demikian menghalangi kita melakukan dosa-dosa yang
lebih besar dan lebih buruk. Ingat! Semua dosa-dosa besar dimulai dengan
langkah pertama.
Kalau kita tidak belajar menyelesaikan masalah-masalah
dengan cepat dan menyeluruh, maka dengan mudah kita dapat terjerumus ke dalam
dosa tanpa kita sadari.
Dosa itu agresif dan posesif, menipu dan memperdaya (Ibr.
3:13). Sekali Anda membiarkan dosa masuk ke dalam hidupmu, seperti kanker, itu
akan menjalar sampai pada akhirnya Anda akan sulit menyembuhkannya. Sekecil apa
pun dosa itu, dosa tetaplah dosa. Jangan meremehkannya.
Akibat-Akibat yang terjadi jika kita membiarkan dosa
tinggal dalam hidup kita:
- Dosa mendatangkan hukuman (Ibr 12:5-8), (1 Kor 11:28-32);
- Dosa menghapus sukacita dari orang percaya/ merusak persekutuan dengan Allah (Maz 51:10-11);
- Dosa menyebabkan kehilangan tuntunan Roh Kudus;
- Dosa dapat membuat Allah tidak mendengarkan doa-doanya (Yes. 591-2);
- Dosa menghapus semangat orang percaya untuk memenangkan jiwa (Contoh: Lot);
- Dosa membawa cela bagi Kristus, Alkitab & kekristenan (Bila orang Kristen berdosa, John R. Rice).
Jika hari ini ada dosa yang belum Anda bereskan, akuilah,
sekecil apapun dosa itu, dan secepat mungkin bereskan tanpa ada tang tertinggal
(1 Yoh. 1:9).
9. Orang-orang Kristen yang membiarkan kekecewaan dan
masalah atau tragedi membuat mereka pahit hati, bukan membuat lebih baik.
Ibrani 12:19.
Menjadi Kristen bukanlah akhir dari persoalan, bahkan
menjadi Kristen adalah babak baru dari kehidupan yang unik, ada sukacita, ada
dukacita, ada tangis dan ada pula tawa.
Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang seimbang antara
kesukaan dan kesusahan. Allah tidak menjanjikan taman bunga mawar duri.
Kehidupan akan menjadi lebih mudah, juga lebih sulit dengan masuknya Yesus
dalam hati kita (Mat. 11:28-29). Tragedi kehidupan dalam kehidupan orang
percaya diijinkan Tuhan untuk membentuk kita menajdi serupa dengan gambar
Kristus (Roma 8:29-30).
Sayang sekali, banyak dari orang percaya pada akhirnya
menjauh dari kasih karunia karena mereka salah menanggapi masalah-masalah yang
menimpa mereka. Alih-alih berintrospeksi, mereka kecewa, menyalahkan orang,
bahkan menyalahkan Tuhan.
Masalah atau tragedy dalam hidup orang percaya bisa
terjadi karena beberapa hal: Itu bisa dikarenakan dosa-dosa yang kita
sembunyikan sehingga memaksa Allah mendisiplinkan/menghajar kita (Ibr. 12:5-6).
Itu juga bisa terjadi karena Tuhan ingin menguji iman kita seperti Ayub,
Paulus, agar iman kita bertumbuh kuat dan dewasa. Dan terakhir bisa jadi karena
keputusan-keputusan kita yang salah tanpa melibatkan Tuhan.
Saat ketika tragedy hidup menimpa Anda, segeralah
memeriksa diri Anda, apakah itu karena dosa Anda, atau karena Allah sedang
membentuk Anda agar semakin serupa dengan karakter-Nya. Jika itu datangnya dari
Tuhan maka kita patut mengucap syukur sebab tangan-Nya yang berkuasa sedang
menyempurnakan kita. Bagaimana kita bisa tahu? Roma 8:28 dengan jelas
memberitahu kita bahwa dalam segala sesuatu Allah turut bekerja untuk
mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia.
10. Orang-orang Kristen tidak/kurang menerima kasih
karunia yang tak terbatas dan pengampunan penuh/sempurna dari Tuhan.
Seorang wanita di West Palm Beach, Florida, ditemukan
mati pada usia 71 tahun. Laporan dari petugas yang memeriksa tentang sebab
musabab terjadinya kematian justru tragis. Penyebab kematiannya adalah
kekurangan makanan. Berat tubuh wanita tua itu hanya sekitar 25 kilogram.
Pekerjaan sehari-hari wanita ini adalah meminta-minta
sisa makanan dari para tetangganya dan pakaian yang dikenakannya diperoleh dari
Bala keselamatan. Dari luar dia tampak sebagai sorang wanita yang tidak
memiliki uang sepeser pun, seorang janda tua yang terlupakan dan memelas.
Tetapi, masalahnya bukanlah demikian.
Dibalik keberadaannya yang kotor, padanya ditemukan dua
buah kunci yang memberi petunjuk bahwa ia mempunyai deposito di dua bank local.
Dan apa yang mereka dapatkan, sungguh sulit untuk dapat dipercaya. Kotak
simpanan deposito yang pertama berisi 700 sertifikat, ditambah dengan ratusan
surat yang hampir mencapai jumlah tiga ratus juta rupiah. Kotak deposito yang
kedua tidak berisi sertifikat, tetapi berisi lebih banyak uang tunai, sekitar
Sembilan ratus juta rupiah. Kotak deposito itu juga masih ditambah dengan harta
kekayaan yang bila diakumulasikan dapat mencapai lebih dari satu miliar rupiah.
Wanita itu, biar bagaimanapun adalah seorang miliuner, tetapi ia mati karena
kelaparan di sebuah tempat yang tidak terurus.
Ketika seseorang diselamatkan, Allah mengaruniakan
anugerah yang tak terbatas kepada setiap orang percaya, baik di bumi maupun di
sorga (Fil. 4:19; Mat. 6:33 & Ef. 1:3). Identitas kita sebagai orang
percaya menunjukkan betapa penting/khusus/special/istimewanya kita dihadapan
Tuhan.
Kita telah dibeli Kristus dengan nyawanya, kita telah
disucikan, diampuni semua dosa-dosa kita, kita telah dimerdekakan, diadopsi
menjadi anaknya, tetapi acapkali sikap dan tindakan kita tidak mencerminkan
betapa istimewanya kita di dalam Kristus. Namun sedikit sekali orang percaya
yang menyadari kebenaran ini. Banyak orang Kristen bersikap dan bertindak
seperti anak sulung dalam Lukas 15 dan nubuatan Yesus dalam Matius 19:30, yang
mengeluh dalam kelimpahan, miskin dalam kelebihan. Mereka telah menyia-nyiakan
kasih karunia Allah.
Potensi, kesempatan, berkat rohani yang Allah berikan
memungkinkan orang-orang percaya berhasil menghidupi kehidupan di dunia ini.
Janji penyertaan dan pemeliharaan dan karunia-karunia rohani serta
berkat-berkat jasmani dikarunikaan untuk melengkapi orang-orang percaya agar
berhasil, menjalani kehidupan rohani yang berbuah, melayani Tuhan dengan
efektif. Apalagi Roh kudus tinggal di dalam hati kita adalah kasih karunia yang
amat sangat besar, yang dapat memberikan manfaat rohani yang tak ternilai bagi
orang-orang percaya. Alkitab juga adalah karunia terbesar yang diberikan Tuhan
kepada kita.
Dan coba kita sadari lagi, Tuhan juga memberikan kita hak
istimewa untuk datang berkomunikasi serta meminta apa yang menjadi kebutuhan
kita melalui doa. Apakah masih ada yang kurang? Kalau begitu mengapa kita tidak
memanfaatkan atau menghargai kasih karunia ini? Jangan sia-siakan kasih karunia
Allah dalam hidup kita. Bersihkan hidup kita dari masa lalu, kebiasaan lama,
pola pikir lama. Layanilah Tuhan dalam kasih karunia-Nya. Ingatlah selalu siapa
diri kita di dalam Kristus, milik siapa kita? Dan akhirnya, bersyukurlah kepada
Tuhan dalam segala hal. Jangan pernah bersungut-sungut. Percaya saja. Karena memperkokoh
iman kita adalah dengan percaya terlebih dahulu kita terapkan dalam hidup kita.
Itu menjadi dasar bangunan iman kita.
Itulah artikel tentang hambatan pertumbuhan iman kita. Semoga
bermanfaat. Terima kasih. God Bless..
terima kasih banyak, artikel ini sangat membantu saya. Tuhan memberkati saudara.Tetap berkarya dan menjadi berkat bagi banyak orang.
ReplyDelete