Tritunggal menjadi sebuah hal yang sangat banyk digunakan
oleh orang-orang untuk membuat anak-anak Tuhan murtad dan meninggalkan imannya.
Dan itu terjadi karena kurang pengetahuan. Karena itu saudara, mari latih diri
untuk terus membaca Alkitab. Banyak keuntungan dari membaca Alkitab. Dan saya
sudah tuliskan beberapa dalam blog ini juga. Silahkan baca Keuntungan membaca Alkitab setiap hari. Dan di bawah adalah penjelasan dasar akan Tritunggal dalam
Alkitab
Banyak orang yang bertanya-tanya, Bagaimana Allah dapat
dikatakan tiga namun satu? Bukankah ini sebuah kontradiksi? Kelihatannya
mungkin jika dikatakan bahwa Allah satu dan bukan tiga, atau tiga dan bukan
satu. Tapi Ia tidak mungkin keduanya yaitu tiga dan satu pada saat yang
bersamaan. Ini akan menjadi sebuah pelanggaran dari hukum pemikiran yang paling
dasar, yaitu hukum non kontradiksi.
Pertama-tama, kepercayaan Kristen pada Trinitas dari tiga
pribadi di dalam satu Allah bukanlah sebuah kontradiksi. Sebuah kontradiksi
terjadi hanya ketika sesuatu adalah baik A maupun non-A pada saat yang
bersamaan dan dalam pengertian yang sama.
Ini akan menjadi sebuah kontradiksi jika dikatakan bahwa
Allah memiliki tiga natur di dalam satu natur atau tiga pribadi di dalam satu
pribadi.
Apa itu Tritunggal atau Trinitas?
Tritunggal adalah Allah yang Esa, yang menyatakan diri
menjadi tiga pribadi. Tritunggal adalah tiga pribadi namun satu di dalam
esensi-Nya. Ia memiliki tiga pribadi tetapi satu di dalam natur-Nya. Ketiganya
setara dalam wewenang, kuasa dan kehormatan. Tritunggal Allah seperti sebuah
segitiga. Pada saat bersamaan Ia memiliki tiga sudut namun tetap satu segitiga.
Setiap sudut tidak sama dengan keseluruhan segitiga. Atau, Allah seperti angka
satu berpangkat tiga (1³). 1x1x1=1. Allah bukanlah 1+1+1=3, yaitu triteisme
atau politeisme. Allah adalah Allah yang termanifestasi secara kekal dan
bersama-sama di dalam tiga pribadi. Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan
Roh Kudus adalah Allah. Meskipun ketiga-tiganya disebut Allah, hanya ada satu
Allah, bukan tiga. Tiga pribadi dalam kesatuan. Itulah Tritunggal.
Memang, Trinitas merupakan sebuah misteri. Hal ini
melampaui pikiran tanpa harus diartikan berlawanan dengan pikiran. Kita dapat
mengertinya, tetapi kita tidak dapat secara sempurna mengertinya. Jika kita
mencoba benar-benar mengerti Allah secara utuh, kita kemungkinan akan
kehilangan pikiran kita, tetapi jika kita tidak percaya di dalam Trinitas
secara tulus, maka kita akan kehilangan jiwa kita.
Trinitas bisa digambarkan dengan berbagai cara:
- Sebutir telur
punya kulit, putih telur dan merah telur. Masing-masing jelas, kulit bukan
putih telur, putih telur bukan merah telur, dan merah telur bukan kulit. Hanya
ada satu butir telur, tetapi pada saat bersamaan merah telur bisa diacu sebagai
telur, dan behitu pula putihnya atau kulitnya bisa disebut telur.
- Juga bisa
diilustrasikan seperti: Pikiran, Ide, dan kata-kata. Ada kesatuan di antara
semua itu, namun mereka berbeda satu dengan yang lainnya.
Ada Lima Proposisi:
1. Hanya ada satu Allah.
Ulangan 4:35, 39, 6:4, 32:39; 2 Samuel 7:22; Mazmur
86:10; Yesaya 43:10, 44:6-8, 46:9; Yohanes 5:44, 17:3; Roma 3:29-30, 16:27;
1Korintus 8:4; Galatia 3:20; Efesus 4:6; 1 Tesalonika 1:9; 1 Timotius 1:17,
2:5; Yakobus 2:19; 1Yohanes 5:20-21; Yudas 25.
2. Pribadi sang Bapa adalah Allah.
Yohanes 6:27; Efesus 4:6; Kolose 1:2-3; 2 Petrus 1:17
3. Pribadi sang Anak adalah Allah.
Yohanes 1:1, 5:17, 8:58, 10:30, 20:28
4. Pribadi Roh Kudus adalah Allah.
Kejadian 1:2; Yohanes 14:26, Kisah 5:3-4; Roma 8:11;
Efesus 4:30
5. Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah pribadi-pribadi yang
berbeda dan memang dapat dibedakan.
Matius 28:19; Lukas 3:22; Yohanes 15:26
Proposisi Alkitab (yang direferensikan di atas) secara logis
menyiratkan bahwa karena hanya ada satu Allah, dan ketiga pribadi yang berbeda
itu semuanya disebut sebagai Allah, maka ketiga pribadi itu pasti satu Allah.
Doktrin Trinitas tidak diciptakan oleh gereja pada konsili Nicea (325M) atau
pada waktu lainnya. Bapa-bapa gereja melihat doktrin Trinitas ini sebagai
kesimpulan yang diperlukan dari kitab suci. Doktrin ini berkembang di tengah
jemaat/gereja mula-mula karena begitu banyaknya bukti Alkitabiah yang mendukung
keillahian Yesus Kristus dan keillahian Roh Kudus.
Meskipun tidak ada pernyataan resmi atau dogmatis yang
muncul di dalam Alkitab mengenai Trinitas, kebenaran-kebenaran yang
menghasilkan doktrin ini secara unik berasal dari kitab suci – Alkitab. Para
rasul dan bapa-bapa gereja yang mengikuti kebenaran-kebenaran ini mau tidak mau
menyadari akan adanya satu Allah yang dinyatakan di dalam tiga pribadi.
Dukungan Alkitab untuk doktrin Trinitas dapat ditelusuri
melalui empat unsur ini:
1. Tritunggal di dalam Perjanjian Lama
Kebenaran tentang natur Allah makin tampak di dalam Kitab
suci. Oleh karena itu, meskipun PL terbatas dalam hal mendukung secara langsung
doktrin Trinitas, kitab suci Ibrani mengakui pandangan tentang pluralitas
pribadi di dalam natur tunggal Allah. Pluralitas ini dibuktikan di dalam fakta
bahwa kata benda Ibrani untuk Allah (‘elohim) umumnya ditemukan dalam bentuk
jamak, dan di beberapa bagian PL, kata ganti dan kata kerja jamak digunakan
ketika berbicara dengan Allah.
Kejadian 1 mencatat bahwa tepat sebelum Allah hendak menciptakamn
manusia, Dia berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita” (Kejadian 1:26). Ayat berikutnya mendefinisikan “gambar dan rupa Kita”
sebagai “gambar Allah” (Kej. 1:27). Demikian pula, setelah Adam dan Hawa jatuh
kedalam dosa (Kej. 3), Allah berfirman, “sesungguhnya manusia itu telah menjadi
salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kej. 3:22),
penekanan kata bercetak miring ditambahkan penulis). Dalam konteksnya,
referensi tentang kita merujuk kembali ke ayt 5 yang diidentifikasi sebagai
”seperti Allah”. PL memberikan dua bagian lain yang sifatnya serupa (lih. Kej.
11:7 dan Yes. 6:8). Meskipun ayat-ayat ini dan ayat-ayat lainnya yang
menyatakan pluralitas Allah tidak membuktikan Trinitas, ayat-ayat ini tetap
konsisten dengan perubahan para rasul di PB dalam hal pemahaman tradisional
monoteisme Yahudi.
2. Tritunggal Dalam Perjanian Baru
Hal yang akan dikatakan secara tidak langsung di dalam PL
muncul dengan jelas di dalam PB melalui referensi eklesiastikal yang dirumuskan
tentang Trinitas. Dua bacaan Alkitab di bawah ini membedakan diantara ketiga
Pribadi namun sekaligus menghubungkan mereka bersama-sama dalam kesatuan dan
kesetaraan yang jelas.
- “Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsaa murid-Ku dan Baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19).
- “Kasih karunia
Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu
sekalian” (2 Korintus 13:13).
Bahasa, konteks, penggunaan, dan zaman awal penulisan
ayat-ayat ini memberikan indikasi yang jelas bahwa para rasul benar-benar
menyadari bahwa pemahaman tradisional mereka tentang monoteisme Yahudi harus
dimodifikasi untuk menyertakan realitas tiga pribadi Allah itu. Ayat-ayat ini
menempatkan Anak dan Roh Kudus pada tingkat yang sama dengan Bapa dan langsung
terhubung pada keyakinan mula-mula doktrin dan praktik (formula pembaptisan).
3. Pencatatan Tiga Pribadi Secara Bersamaan.
Pencatatan tiga pribadi secara bersamaan (Bapa atau
Allah; dan Anak atau Kristus atau Tuhan; dan Roh Kudus atau Roh) sering terjadi
di dalam PB. Mereka terutama dihubungkan bersama dalam kesatuan berkaitan
dengan karya penebusan umat manusia (Roma 15:16, 30; 1 Kor. 12:4-6; 12:4-6; 2
Kor. 1 :21-22, 3:3; Gal. 4:6; Ef. 2:18; 4:4-6; 2 Tes. 2:13-14; Why. 1:4-6).
Meskipun pola itu serangkai ini khususnya muncul dalam tulisan-tulisan Paulus,
pola ini juga muncul dibagian-bagian lain di PB (Kis. 2:33, 38; Yud. 20-21).
Hal itu tampak di dua bacaan Alkitab ini berikut ini:
- “Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya (1 Petrus 1:1-2).
- “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Kudus seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:16-17).
Barangkali pernyataan paling jelas dan mendalam tetanng
kesatuan dan natur kesetaraan ketiga Pribadi ini terdapat di dalam tulisan
Yohanes (Yoh. 14-16). Pencatatan nama ketiganya itu sering muncul (Yoh.
1:33-34; 1 Yoh. 4:2, 13-14).
4. Ketiga Pribadi itu memiliki Nama, Sifat, dan Melakukan
Pekerjaan-pekerjaan Ilahi.
Alkitab membuktikan dengan berbagai cara tentang
keilahian sepenuhnya dn tak bercacat dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Dukungan Alkitabiah untuk keilahian ketiga Pribadi
Ketiga pribadi disebut sebagai Allah:
Bapa (1 Pet. 1:2), Anak (Ibr. 1:8), Roh Kudus (Kis.
5:3-4)
Ketiga pribadi memiliki sifat atau kualitas Ilahi:
Keberadaan diri :
Bapa (Kis. 17:25), Anak (Yoh. 5:26), Roh Kudus (Roma 8:2)
Keberadaan kekal:
Bapa (Maz. 90:2), Anak (Yoh. 8:58), Roh Kudus (Ibr. 9:14)
Kekekalan:
Bapa (Yak. 1:17), Anak (Ibr. 13:8), Roh Kudus (2 Kor.
3:18)
Mahahadir:
Bapa (Yer. 23:23-24), Anak (Mat. 28:20), Roh Kudus (Maz.
139:7)
Mahatahu:
Bapa (Yes. 40:28), Anak (Kol. 2:3), Roh Kudus (1 kor.
2:10)
Mahakuasa:
Bapa (Yer. 32:17), Anak (Kol. 1:16-17), Roh Kudus (1 Kor.
2:10-11)
Kebenaran:
Bapa (Yoh. 7:28), Anak (Yoh. 14:6), Roh Kudus (1 Yoh.
5:6)
Kekudusan:
Bapa (Im. 11:44), Anak (Kis. 3:14), Roh Kudus (Yoh.
16:7-8)
Hikmat:
Bapa (Maz. 104:24), Anak (Kol. 2:3), Roh Kudus (1 Kor.
2:10-11)
Ketiga pribadi terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan Allah:
Penciptaan dunia:
Bapa (Kej. 2:7), Anak (Yoh. 1:3), Roh Kudus (Kej. 1:2)
Inkarnasi Yesus Kristus:
Bapa (Ibr. 10:5), Anak (Ibr. 2:14), Roh Kudus (Luk. 1:35)
Kebangkitan Yesus:
Bapa (Kis. 2:32), Anak (Yoh. 2:19), Roh Kudus (Roma 1:4).
Demikian artikel tentang tritunggal sesuai dengan
Alkitab. Semoga bermanfaat. Sekali lagi saya katakana, yuk mari latih diri
untuk selalu membca Alkitab, maka banyak hal yang menjadi jelas dan kitapun
jauh dari pada kejatuhan akibat si penyesat dan tidak akan bingung-bingung
lagi. Terima kasih. God Bless
Mari kembali kepada pernyataan Shema Yisrael yang tertulis di dalam kitab Ulangan 6 : 4 seperti yang telah dijabarkan oleh Moshe ( משה/ nama asli Musa ) dan Yeshua ( ישוע, nama Ibrani Yesus ) yang ikut serta mengutip perintah V'ahavta atau yang diterjemahkan menjadi " Dan Kasihilah " ( Ulangan 6 : 5, Imamat 19 : 18, Markus 12 : 29 - 31 ).
ReplyDelete" שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד. ואהבתא את יהוה אלהיך בכל לבבך ובכל נפשך ובכל מאדך ואהבתא לרעך כמוך. "
" Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad. V'ahavta et YHWH ( Adonai ) Eloheikha bekol levavkha uvkol nafsheka uvkol meodekha v'ahavta lereakha kamokha. "
" Dengarlah, hai Israel: YHWH ( Adonai ) Elohim kita: YHWH ( Adonai ) Satu adanya. Dan kasihilah YHWH ( Adonai ) Elohimmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. " 🕎✡🐟✝🕊🇮🇱