Efesus 5:28 demikian juga suami harus mengasihi istrinya
sana seperti tubuhnya sendiri: siapa mengasihi isteri mengasihi dirinya
sendiri.
Dari ayat ini kita dapat melihat bahwa seorang suami
harus melakukan apapun untuk mengerti dunia istrinya. Bukan hanya itu, suami
juga harus memperhatikan bunyi dari ‘siap mengasihi isteri mengasihi diriny
sendiri’. Jadi, para suami, seegois apapun anda, ingatlah bahwa jika anda
menyakiti isteri anda, anda sedang menyakiti diri anda sendiri. Mari kita lihat
apa saja delapan nasehat khusus untuk mengasihi sang istri dengan penuh hormat
untuk segala macam liku-liku kehidupannya:
Kolose 3:19 berkata, “Hai suami-suami,
kasihilah/cintailah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia”.
1. Cintailah Perasaannya—kasih emosional (Love Her
Heart—Emotional Love)
Alkitab memakai kata “kasih” lebih dari 350 kali. Hampir
10% dari semuanya disebutkan dalam Kidung Agung (yang secara persentase hanya
0,5% dari semua isi Alkitab). Satu hal yang kita pelajari dari hal ini adalah
bahwa seorang suami menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan kasihnya kepada
sang istri.
Seperti pada Kidung Agung 2:10 berkata, ”….bangunlah
manisku, jelitaku, marilah! Merpatiku di celah-celah batu, dipersembunyaian
lereng-lerang gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu, sebab
merdu suaramu dan elok wajahmu!”
Saya belum pernah dengar kalau ada wanita manapun di dunia
ini yang tidak mau di sanjung seperti ini. Pakar Konseling, Gary Chapman
berkata, “Kasih lewat kata-kata penguatan sangat membangun orang lain. Ketika
kita mengucapkan bahasa kata penguatan, kita sedang menggunakan kata-kata untuk
mengekspresikan kasih dan penghargaan kepada pasangan kita” (The Five Love
Languages).
2. Cintailah Pikirannya—kasih intelektual (Love Her
Mind—Intellectual Love)
Seorang suami yang mengasihi istrinya dengan ramah akan
menyatakan kepada istrinya bahwa sang istri adalah orang yang paling berharga
di seluruh dunia bagi dia. Tentunya tidak cukup kalau sang suami hanya
menyatakan bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan istrinya. Istri harus
mengetahui bahwa anda menghargainya di atas apapun juga. Kasih intelektual juga
menghargai pendapat istri. Banyak pria memenangkan hati pasangannya atau calon
istrinya dengan percakapan-percakapan dua-arah yang menyertakan
pemikiran-pemikiran sang wanita. Banyak pula suami yang gagal mempraktekan
kebiasaan ini dalam rumah tangganya.
3. Cintailah Paras dan Tubuhnya—kasih fisikal (Love Her
Body—Physical Love)
Pada dasarnya, dengan cinta fisikal seorang suami harus
memenuhi kebutuhan fisik istrinya. Seorang suami yang mampu untuk memenuhi
kebutuhan fisik sang istri tetapi memilih untuk tidak melakukannya, jelas dia
tidak mengasihi istrinya. Pada hal yang sama, suami harus membantu sang istri
untuk melaksanakan perintah Tuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik suaminya.
Kasih fisikal juga adalah pelengkap pernikahan. Istri anda tidak harus menjadi
seorang super model untuk mendapat
sanjungan atau kata-kata manis tentang paras dan tubuhnya. Kasih fisikal
harus jujur dan bersifat intim. Mengarahkan mata kita pada wanita lain dan
membicarakan tentang kecantikannya kepada istri kita adalah salahan yang besar.
Setiap suami harus berusaha, berjuang dan bekerja keras untuk menyenangkan
istrinya (1 korintus 7:3, 33).
Gary Chapman berkata, “Sentuhan fisik adalah komunikator
yang kuat, dan merupakan cara mengekspresikan kasih. Misalnyai: berpegangan
tangan, berpelukan, berciuman, merangkul, menaruh tangan pada lehernya.” Lebih
lagi, Gery Chapman berkata, “Jika anda jarang menyentuh pasangan anda, itu
artinya anda jarang memikirkannya – pasangan anda kurang penting bagi anda”
(Happily Ever After).
4. Cintailah Jiwanya—kasih spiritual (Love Her
Soul—Spiritual Love)
Seorang pria biasanya selalu mengutamakan tugas, tetapi
seringkali melupakan satu tanggung-jawab
yang sangat penting: pertumbuhan
rohani sang istri. Dari Yosua 24, Yosua mengerti bahwa sebagai pemimpin yang
disayang Tuhan, pilihan dan keputusannya harus memiliki pengaruh-pengaruh yang
kuat kepada semua orang yang ada dalam tanggungannya. Dia harus selalu berpikir
tentang hal-hal rohani orang-orang tanggungannya. Ini mencangkup pemikiran,
doa-doa dan keputusan-keputusan. Contohnya: kita harus pergi ke gereja hari ini
walaupun kita bertengkar kemarin atau kita harus ada waktu bersama untuk Tuhan
walaupun kita masing-masing sangat sibuk.
5. Cintailah Hubungan Persahabatannya—Kasih pertalian
(Love Her Relationships—Relational Love)
Untuk pasangan yang mempunyai anak, kasih pertalian
mungkin memerlukan sang suami untuk melindungi istrinya dari keluarga dekatnya.
Yakinkanlah dan disiplinkanlah anak-anak dari “tidak menghargai” ibunya.
Jauhkanlah perselisihan di depan anak-anak. Berikan waktu “time out” kepada
istri bila diperlukan.
Dalam hubungan sosial, berbaurlah dengan teman-teman
istri anda. Bantulah istri anda untuk memilih dengan tepat teman-teman yang
memberikan pengaruh baik terhadapnya.
6. Cintailah Keberadaannya—Kasih realitas/kemanusiaan
(Love Her Humanity—Realistic Love)
Sabarlah pada waktu istri anda berbuat salah. Sang istri
perlu tau bahwa anda tetap mengasihinya walaupun dia dalam keadaan sedih karena
kesalahannya. Bersyukurlah pada Tuhan bahwa istri anda berbeda dengan anda.
Suami yang mengasihi istrinya selalu melihat sang istri sebagai hadiah terbaik
dari Tuhan walaupun ia tidak sempurna.
7. Cintailah Panggilannya—Kasih yang mendukung (Love Her Calling—Supportive Love)
(Kolose3:18) Kalau panggilan seorang istri adalah untuk
tunduk kepada suaminya, maka suami yang mengasihi akan membantu istrinya untuk
tunduk kepadanya. Beberapa istri-istri tidak pernah tau atau menyadari ayat ini
karena suami-suami mereka tidak pernah membicarakannya atau memberi contoh yang
positif apa arti kata “Tunduk”. Para suami-suami seperti ini sering menekankan
kehidupan keluarganya pada doktrin ini, tetapi tidak memberikan contoh yang
baik pada pasangannya. Mereka bahkan menghujat gereja, memprotes di tempat kerja atau hukum
pemerintah untuk menekankan kata “Tunduk” ini.
Tuhan mengatakan (Roma 13:1) bahwa setiap orang harus
tunduk pada aturan atasan atau hukum pemerintah. Jadi kalau anda protes, maka
anda memberikan contoh ketidak “tunduk”an kepada istri-istri anda. (Begitu pula
dalam berjemaat, sang suami harus tunduk pada otoritas gembala atau pada
otoritas yang Tuhan tetapkan). Dengan begitu itu, anda pun telah mengerti dan
memberikan contoh dengan baik kepada istri-istri anda mengenai apa sebenarnya
arti kata “Tunduk” yang alkitabiah.
8. Cintailah Penciptanya—Kasih Tuhan (Love Her
Maker—Theological Love)
Terus terang saja, kita tidak memiliki kasih kalau kita
lebih mengasihi diri kita sendiri dari pada mengasihi Tuhan dan pada akhirnya
kita tidak akan senang dengan aturan-aturan yang Tuhan tetapkan. Ini berarti
bahwa jika anda lebih mengasihi Tuhan maka anda akan lebih siap untuk mengasihi
istri anda. Dengan kebaikanNya yang tiada-taranya, Tuhan memanggil kita untuk
mengenal kasih-Nya dan memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain. (Kunci
mengasihi pasangan kita adalah mengasihi Tuhan di atas segalanya)
Di dalam Alkitab dikatakan bahwa Yesus Kristus, anak
Allah “ …..telah mengasihi kita dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”(Galatia
2:20). Kristus mengasihi semua orang Kristen yang bertobat dan percaya secara
menyeluruh—hatinya, pikirannya, tubuhnya, jiwanya dan semua kehidupannya. Hanya jika kita benar-benar memahami apa
artinya mengikuti dan tunduk kepada Firman Tuhan maka kita baru akan mengerti
apa yang dikatakan Kolose 3:19 “Hai suami-suami, kasihilah istrimu dan
janganlah berlaku kasar terhadap dia”.
Demikianlah artikel tentang hal-hal apa saja yang wajib
dicintai oleh seorang suami terhadap isterinya. Dan menurut saya, hal-hal
terebut sangatlah indah dan akan membawa kebahagiaan di dalam hidup rumah
tangga setiap suami yang mau melakukannya. Dan percayalah kebahagiaan itu akan
membawa berkat dan damai sejahtera bagi hidup pribadi dan rumah tangga. Jangan pernah
mau tertipu dengan leindahan orang ketiga. Semua palsu dan bukanlah
kebahagiaan, melainkan kepalsuan yang dipasang si iblis untuk menjerat
anak-anak Tuhan. Mari belajar menjadi suami-suami yang berkenan di hadapan Tuhan.
semoga bermanfaat, terima kasih.
No comments:
Post a Comment