Banyak dari orang Kristen yang masih banyak tidak
mengerti bahkan diam-diam masih ragu akan kesatuan dari Bapa Putra dan Roh
Kudus. Bahkan tidak sedikit yang murtad karena pengertian akan Trinitas itu. Padahal
Alkitab sangat jelas mengatakan bahwa Bapa Anak dan Roh Kudus adalah satu. Dan hal
yang perlu kita ingat adalah, jangan me-logika-kan ajaran Ketuhanan. Tuhan
tidak bisa kita logikakan dan logika kita tidak akan nyampe untuk mengerti
pekerjaanNya. Dia Tuhan, pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Bisakah anda
me-logika-kan bagaimana Dia menciptakan semua itu. Demikian juga dengan ‘Trinity’
atau Trinitas’. Ajaran tentang “Trinitas” atau “Tritunggal” mengganggu banyak
orang. Kelompok Saksi-saksi Yehuwa menolaknya, Alquran juga menolaknnya, dan
banyak teolog salah mengajarkannya.
Satu lagi contoh di Alkitab bagaimana Tuhan Yesus membuat
lima roti dua ikan menjadi sangat banyak dan dapat memberi makan lima ribu
orang (belum termasuk anak-anak dan perempuan). Itu tidak akan bisa kit a logikakan
atau di rumuskan dengan menggunakan ilmu pengetahuan apapun. Jadi, mari sadar
bahwa kita manusia biasa. Percayalah penuh kepada Tuhan dan berterimakasihlah
akan penebusanNya atau pengorbananNya. Doktrin Trinitas atau Tritunggal
merupakan salah satu ajaran yang paling khas / unik dari semua ajaran Kristen,
yang membedakan agama Kristen dari semua agama lainnya, termasuk agama
monoteistis lainnya (seperti Yudaisme dan Islam). Karena pandangan Kristen
tentang Allah itu unik, misterius, dan ajaib bagi pikiran yang terbatas, maka
pandangan ini kerap disalahmengerti dan disalahtafsirkan.
Kata “Trinitas” atau “Tritunggal” mengacu pada “tiga
kesatuan” (tiga dalam satu), yang hendak menyampaikan kebenaran alkitabiah
bahwa ada pluralitas dalam kesatuan natur Allah (satu Allah dalam tiga
“pribadi”). Kekristenan yang bersejarah meneguhkan kepercayaan kepada satu
Allah yang sangat sempurna, kekal dan bersifat pribadi – Pencipta transenden
dan pemelihara yang berdaulat atas alam semesta. Allah yang satu ini
Tritunggal. Dia ada sepanjang masa dan sekaligus merupakan tiga pribadi yang
berbeda dan dapat dibedakan (meskipun tidak dapat di pisahkan): Bapa, Anak, dan
Roh Kudus.
Ketiga pribadi dalam ketuhanan-Nya, atau keillahian-Nya
memiliki satu natur Ilahi yang sama dan utuh. Oleh sebab itu, ketiganya adalah
Allah yang sama-sama kedudukannya dalam karakteristik, natur, dan
kemuliaan. Allah telah mengungkapkan
diri-Nya sebagai satu dalam esensi dan substansi (keberadaan) namun tiga dalam
subtansi (kepribadian). Sehubungan dengan apa Allah itu (esensi), Allah hanya
ada satu; sehubungan dengan siapa Allah itu (subsitensi), Allah ada tiga. Jadi,
secara filosofis, Allah adalah “satu Apa” dan “tiga siapa”.
Bila disusun dalam struktur kalimat negatif, maka ketiga
pribadi itu bukan tiga Allah yang berbeda (triteisme) Sebab hal itu akan
memisahkan esensi, melainkan hanya satu Allah (monoteisme). Dan juga bukan satu
pribadi tunggal (monarkianisme, modalisme) karena hal itu akan mencampuradukkan
atau membaurkan pribadi-pribadi itu, melainkan tiga pribadi yang berbeda dan
dapat dibedakan (Tritunggal).
Ada 10 Hal penting Mengenai Trinitas
Sepuluh hal berikut ini menyampaikan informasi esensial
tentang Trinitas. Poin-poin ini akan menjelaskan tentang apa yang disebut
Trinitas Allah dan apa yang bukan Trinitas Allah.
1. Hanya ada satu TUHAN (satu esensi atau keberadaan
Allah). Trinitarianisme (Trinitarianisme adalah pengajaran bahwa TUHAN adalah
tritunggal, bahwa Dia menyatakan diri-Nya dalam tiga Pribadi yang setara dan
sama kekalnya) adalah monoteisme (kepercayaan pada satu Tuhan) yang unik, dan
kebenaran yang mendasari monoteisme berakar di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru. Oleh karena itu, umumnya trinitarianisme ortodoks menolak
politeisme dan khususnya triteisme karena keduanya memisahkan satu esensi TUHAN.
2. Ketiga pribadi Allah masing-masing Ilahi yang utuh,
semua memiliki satu esensi ilahi yang sama dan utuh (Allah Bapa, Allah Anak,
dan Allah Roh Kudus). Keilahian ketiga pribadi ini juga didasarkan pada Kitab
Suci PL dan PB.
3. Ketiga pribadi Trinitas tidak boleh di pahami sebagai
tiga “bagian” dari Allah. Setiap pribadi sepenuhnya ilahi dan sama-sama
memiliki seluruh keberadaan Allah.
4. Istilah “bagian” yang mengacu pada Trinitas digunakan
dalam arti yang unik. Istilah ini tidak boleh di pahami sebagai entitas atau
keberadaan yang terpisah dan otonom karena hal itu akan memisahkan
esensi Ilahi.
5. Tidak seperti semua ciptaan Allah yang terbatas, Allah
memiliki pluralitas kepribadian di dalam satu keberadaan-Nya yang tidak
terbatas. Trinitas adalah salah satu contoh prinsip teologis yang dikenal
sebagai perbedaan Pencipta/makhluk ciptaan.
6. Trinitas secara kualitatif sama dalam karakteristik,
natur, dan kemuliaan. Alkitab mengungkapkan kerelaan subordinasi di antara pribadi-pribadi Ilahi dalam hal
posisi atau peran (misalnya: Sang Anak tunduk kepada Sang Bapa, Roh Kudus
keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak), tetapi di sana sama sekali tidak ada
ketidaksetaraan (inferioritas) esensi atau natur. Oleh karena itu,
pribadi-pribadi tersebut setara dalam keberadaan, tetapi berbeda (atau
menghormati) hanya dalam peran atau posisi.
7. Trinitas itu abadi / kekal dan sekaligus berbeda
sebagai tiga pribadi. Dengan kata lain, keilahian selamanya telah ada, kini
ada, dan selamanya akan hidup sebagai tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Tak satu pun dari pribadi-pribadi ini yang muncul atau menjadi Allah pada suatu
waktu tertentu. Karena itu trinitarianisme ortodoks menolak segala bentuk
Arianisme (sebuah ajaran yang membuat Sang Anak sebagai ciptaan Allah dan
menyangkal kepribadian dan keilahian Roh Kudus).
8. Ketiga anggota dalam keilahian ini adalah
pribadi-pribadi yang berbeda dan dapat di bedakan satu sama lain (Mis: Sang
Bapa bukan Sang Anak, Sang Bapa bukan Roh Kudus, dan Sang Anak bukan Roh
Kudus). Oleh karena itu, trinitarianisme ortodoks menolak segala bentuk
modalisme (yang mencampuradukkan atau membaurkan pribadi-pribadi itu dengan
mendefinisikan mereka hanya sebagai
bentuk eksistensi atau ekspresi).
9. Allah yang “esa” dan “tritunggal” ada dalam hal-hal
yang berbeda. Dengan kata lain, jalur di mana
Allah adalah satu (esensi) berbeda dari jalur di mana Allah adalah tiga
(subsistensi). Selama berabad-abad para teolog dan filsuf Kristen telah
menyatakan bahwa sangat penting untuk membedakan antara esensi Tuhan di satu
sisi dan subsistensi Allah di sisi lain.
10. Jalur di mana Allah adalah satu tidak melanggar jalur
di mana Allah adalah tiga, dan sebaliknya. Perbedaan antara esensi Allah yang
tunggal (keberadaan) dan subsistensi Allah yang jamak (kepribadiaan) itu
penting untuk menghilangkan kebingungan tentang doktrin Trinitas.
Baca juga arti Tritunggal menurut Alkitab
Demikian artikel tentang Trinitas. Semoga dapat bermanfaat. Janganpernah ragu dengan Tuhan. dan bagi orang Kristen, mari rajinlah membaca Alkitab dan minta pengajaran dari Roh Kudus untuk mengerti akan Firman Tuhan supaya tidak mudah di ombang ambingkan oleh ombak yang membuat kita murtad bahkan karena pengertian akan Trinitas itu. Padahal Alkitab sangat jelas mengatakan bahwa Bapa Anak dan Roh Kudus adalah satu. Dan hal yang perlu kita ingat adalah, jangan me-logika-kan ajaran Ketuhanan. Tuhan tidak bisa kita logikakan dan logika kita tidak akan nyampe untuk mengerti pekerjaanNya. Dia Tuhan, pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Bisakah anda me-logika-kan bagaimana Dia menciptakan semua itu. Demikian juga dengan ‘Trinity’ atau Trinitas’. God Bless.
No comments:
Post a Comment