Breaking

Monday, October 22, 2018

Pengertian dan poin-poin Penting dari Trinitas atau Tritunggal


Banyak dari orang Kristen yang masih banyak tidak mengerti bahkan diam-diam masih ragu akan kesatuan dari Bapa Putra dan Roh Kudus. Bahkan tidak sedikit yang murtad karena pengertian akan Trinitas itu. Padahal Alkitab sangat jelas mengatakan bahwa Bapa Anak dan Roh Kudus adalah satu. Dan hal yang perlu kita ingat adalah, jangan me-logika-kan ajaran Ketuhanan. Tuhan tidak bisa kita logikakan dan logika kita tidak akan nyampe untuk mengerti pekerjaanNya. Dia Tuhan, pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Bisakah anda me-logika-kan bagaimana Dia menciptakan semua itu. Demikian juga dengan ‘Trinity’ atau Trinitas’. Ajaran tentang “Trinitas” atau “Tritunggal” mengganggu banyak orang. Kelompok Saksi-saksi Yehuwa menolaknya, Alquran juga menolaknnya, dan banyak teolog salah mengajarkannya.

Satu lagi contoh di Alkitab bagaimana Tuhan Yesus membuat lima roti dua ikan menjadi sangat banyak dan dapat memberi makan lima ribu orang (belum termasuk anak-anak dan perempuan). Itu tidak akan bisa kit a logikakan atau di rumuskan dengan menggunakan ilmu pengetahuan apapun. Jadi, mari sadar bahwa kita manusia biasa. Percayalah penuh kepada Tuhan dan berterimakasihlah akan penebusanNya atau pengorbananNya. Doktrin Trinitas atau Tritunggal merupakan salah satu ajaran yang paling khas / unik dari semua ajaran Kristen, yang membedakan agama Kristen dari semua agama lainnya, termasuk agama monoteistis lainnya (seperti Yudaisme dan Islam). Karena pandangan Kristen tentang Allah itu unik, misterius, dan ajaib bagi pikiran yang terbatas, maka pandangan ini kerap disalahmengerti dan disalahtafsirkan.

Kata “Trinitas” atau “Tritunggal” mengacu pada “tiga kesatuan” (tiga dalam satu), yang hendak menyampaikan kebenaran alkitabiah bahwa ada pluralitas dalam kesatuan natur Allah (satu Allah dalam tiga “pribadi”). Kekristenan yang bersejarah meneguhkan kepercayaan kepada satu Allah yang sangat sempurna, kekal dan bersifat pribadi – Pencipta transenden dan pemelihara yang berdaulat atas alam semesta. Allah yang satu ini Tritunggal. Dia ada sepanjang masa dan sekaligus merupakan tiga pribadi yang berbeda dan dapat dibedakan (meskipun tidak dapat di pisahkan): Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Ketiga pribadi dalam ketuhanan-Nya, atau keillahian-Nya memiliki satu natur Ilahi yang sama dan utuh. Oleh sebab itu, ketiganya adalah Allah yang sama-sama kedudukannya dalam karakteristik, natur, dan kemuliaan.  Allah telah mengungkapkan diri-Nya sebagai satu dalam esensi dan substansi (keberadaan) namun tiga dalam subtansi (kepribadian). Sehubungan dengan apa Allah itu (esensi), Allah hanya ada satu; sehubungan dengan siapa Allah itu (subsitensi), Allah ada tiga. Jadi, secara filosofis, Allah adalah “satu Apa” dan “tiga siapa”.

Bila disusun dalam struktur kalimat negatif, maka ketiga pribadi itu bukan tiga Allah yang berbeda (triteisme) Sebab hal itu akan memisahkan esensi, melainkan hanya satu Allah (monoteisme). Dan juga bukan satu pribadi tunggal (monarkianisme, modalisme) karena hal itu akan mencampuradukkan atau membaurkan pribadi-pribadi itu, melainkan tiga pribadi yang berbeda dan dapat dibedakan (Tritunggal).

Ada 10 Hal penting Mengenai Trinitas

Sepuluh hal berikut ini menyampaikan informasi esensial tentang Trinitas. Poin-poin ini akan menjelaskan tentang apa yang disebut Trinitas Allah dan apa yang bukan Trinitas Allah.

1. Hanya ada satu TUHAN (satu esensi atau keberadaan Allah). Trinitarianisme (Trinitarianisme adalah pengajaran bahwa TUHAN adalah tritunggal, bahwa Dia menyatakan diri-Nya dalam tiga Pribadi yang setara dan sama kekalnya) adalah monoteisme (kepercayaan pada satu Tuhan) yang unik, dan kebenaran yang mendasari monoteisme berakar di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Oleh karena itu, umumnya trinitarianisme ortodoks menolak politeisme dan khususnya triteisme karena keduanya memisahkan satu esensi TUHAN.

2. Ketiga pribadi Allah masing-masing Ilahi yang utuh, semua memiliki satu esensi ilahi yang sama dan utuh (Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus). Keilahian ketiga pribadi ini juga didasarkan pada Kitab Suci PL dan PB.

3. Ketiga pribadi Trinitas tidak boleh di pahami sebagai tiga “bagian” dari Allah. Setiap pribadi sepenuhnya ilahi dan sama-sama memiliki seluruh keberadaan Allah.

4. Istilah “bagian” yang mengacu pada Trinitas digunakan dalam arti yang unik. Istilah ini tidak boleh di pahami sebagai entitas atau keberadaan  yang terpisah  dan otonom karena hal itu akan memisahkan esensi Ilahi.

5. Tidak seperti semua ciptaan Allah yang terbatas, Allah memiliki pluralitas kepribadian di dalam satu keberadaan-Nya yang tidak terbatas. Trinitas adalah salah satu contoh prinsip teologis yang dikenal sebagai perbedaan Pencipta/makhluk ciptaan.

6. Trinitas secara kualitatif sama dalam karakteristik, natur, dan kemuliaan. Alkitab mengungkapkan kerelaan subordinasi  di antara pribadi-pribadi Ilahi dalam hal posisi atau peran (misalnya: Sang Anak tunduk kepada Sang Bapa, Roh Kudus keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak), tetapi di sana sama sekali tidak ada ketidaksetaraan (inferioritas) esensi atau natur. Oleh karena itu, pribadi-pribadi tersebut setara dalam keberadaan, tetapi berbeda (atau menghormati) hanya dalam peran atau posisi.

7. Trinitas itu abadi / kekal dan sekaligus berbeda sebagai tiga pribadi. Dengan kata lain, keilahian selamanya telah ada, kini ada, dan selamanya akan hidup sebagai tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tak satu pun dari pribadi-pribadi ini yang muncul atau menjadi Allah pada suatu waktu tertentu. Karena itu trinitarianisme ortodoks menolak segala bentuk Arianisme (sebuah ajaran yang membuat Sang Anak sebagai ciptaan Allah dan menyangkal kepribadian dan keilahian Roh Kudus).

8. Ketiga anggota dalam keilahian ini adalah pribadi-pribadi yang berbeda dan dapat di bedakan satu sama lain (Mis: Sang Bapa bukan Sang Anak, Sang Bapa bukan Roh Kudus, dan Sang Anak bukan Roh Kudus). Oleh karena itu, trinitarianisme ortodoks menolak segala bentuk modalisme (yang mencampuradukkan atau membaurkan pribadi-pribadi itu dengan mendefinisikan mereka hanya  sebagai bentuk eksistensi atau ekspresi).

9. Allah yang “esa” dan “tritunggal” ada dalam hal-hal yang berbeda. Dengan kata lain, jalur di mana   Allah adalah satu (esensi) berbeda dari jalur di mana Allah adalah tiga (subsistensi). Selama berabad-abad para teolog dan filsuf Kristen telah menyatakan bahwa sangat penting untuk membedakan antara esensi Tuhan di satu sisi dan subsistensi Allah di sisi lain.

10. Jalur di mana Allah adalah satu tidak melanggar jalur di mana Allah adalah tiga, dan sebaliknya. Perbedaan antara esensi Allah yang tunggal (keberadaan) dan subsistensi Allah yang jamak (kepribadiaan) itu penting untuk menghilangkan kebingungan tentang doktrin Trinitas.


 Baca juga arti Tritunggal menurut Alkitab

Demikian artikel tentang Trinitas. Semoga dapat bermanfaat. Janganpernah ragu dengan Tuhan. dan bagi orang Kristen, mari rajinlah membaca Alkitab dan minta pengajaran dari Roh Kudus untuk mengerti akan Firman Tuhan supaya tidak mudah di ombang ambingkan oleh ombak yang membuat kita murtad bahkan karena pengertian akan Trinitas itu. Padahal Alkitab sangat jelas mengatakan bahwa Bapa Anak dan Roh Kudus adalah satu. Dan hal yang perlu kita ingat adalah, jangan me-logika-kan ajaran Ketuhanan. Tuhan tidak bisa kita logikakan dan logika kita tidak akan nyampe untuk mengerti pekerjaanNya. Dia Tuhan, pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Bisakah anda me-logika-kan bagaimana Dia menciptakan semua itu. Demikian juga dengan ‘Trinity’ atau Trinitas’. God Bless.

No comments:

Post a Comment