Tokoh di alkitab sangat banyak. Namun Daud adalah salah
satu tokoh favorit saya. Dimana dari beliau masih belum jadi Raja. Beliau menjalani
hidup dengan apa adanya dan tidak pernah bersungut-sungut. Beliau berani dan
bertanggung jawab. Saya mengatakan berani dan bertanggung jawab karena beliau
menggembalakan domba ayahnya sendiri, dimana banyak binatang buas yang
mengintai domba-dombanya. Alkitab sebagai Kitab orang Kristen tidak hanya
sekedar menuliskan perintah dan janji Allah. Alkitab juga menceritakan berbagai
kisah umat Allah di masa lampau. Kisah-kisah ini dituliskan agar dapat menjadi
pelajaran bagi kita, umat Allah di masa kini. Salah satu kisah yang patut kita
pelajari berasal dari karakter dan keteladanan Daud. Dalam Ibrani 11,
Daud menjadi salah satu dari sekian banyak orang beriman. Daud dikenal dengan
kemampuannya dalam berperang. Nabi Daud juga dikenal dengan parasnya yang rupawan,
kepandaiannya dalam memainkan kecapi dan memuji Tuhan. Tidak cukup hanya mengetahui kisahnya, kita juga perlu
tahu karakter dan keteladanan Daud. Dari berbagai kisah yang diceritakan dalam
Alkitab, ada berbagai karakter dan keteladanan Daud yang dapat kita perhatikan
dengan baik.
Berikut beberapa karakter dan keteladanan Daud.
Karakter Daud
1. Percaya
sepenuhnya pada Allah.
1 Samuel 17:45
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan
pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN
semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
Kisah Daud yang paling terkenal adalah keberaniannya
untuk maju melawan Goliat. Alkitab menceritakan bagaimana besarnya Goliat,
terutama jika dibandingkan dengan Daud. Daud pun sebelumnya tidak pernah memiliki
pengalaman berperang. Namun, Daud mengerti bahwa Allah telah memanggilnya untuk
melawan Goliat. Daud percaya bahwa Allah akan menolongnya melawan Goliat,
mencapai kemenangan. Daud percaya akan apa yang dikatakan ayat Alkitab tentang
keberhasilan.
2. Tidak pedendam.
1 Samuel 24:11
Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang
menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah
menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku:
Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.
Setelah melawan Goliat, banyak orang yang memuji Daud.
Orang-orang mulai membandingkan Saul dengan Daud. Mereka katakan bahwa Saul
mampu melawan beribu-ribu orang, sedangkan Daud mampu mengalahkan
berlaksa-laksa. Hal ini membuat hati Saul panas. Ia berusaha sebisa mungkin
untuk membunuh Daud sehingga Daud harus terus kabur-kaburan untuk menghindari
Saul. Namun, ketika Allah memberikan kesempatan kepada Daud untuk membunuh Saul,
ia tidak melakukannya.
3. Senang berdoa.
Karakter dan keteladanan Daud yang senang berdoa dapat
kita lihat dari kumpulan doanya dalam kitab Mazmur. Tidak mungkin ada begitu
banyak kumpulan doa jika Daud sendiri tidak senang berdoa.
4. Berpikir dengan
rasional.
2 Samuel 12:23
Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku
mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan
kembali kepadaku.”
Daud adalah seorang yang sangat beriman. Namun, ia tidak dibutakan
oleh iman. Ia tetap mengiringi imannya dengan logika. Ia berpuasa dengan begitu
rupa untuk memohon belas kasihan Allah kepada anaknya. Namun, ketika anak itu
sudah mati, Daud sadar bahwa Allah sudah menetapkan pilihannya. Meski Allah
bisa saja kembali membangkitkan anak tersebut, Daud yakin pada keputusan Allah.
Ia tidak mau bertindak sembrono, tidak menghargai hal lain yang sudah Allah
berikan, hanya karena satu hal saja. Daud mengerjakan apa yang dikatakan ayat
Alkitab tentang berserah pada kehendak Allah.
Keteladanan Daud
1. Selalu
mengandalkan Allah.
Kisah antara Daud dengan Goliat sangat menunjukkan
bagaimana Daud mengandalkan Allah. Karakter dan keteladanan Daud ini perlu kita
terapkan dalam kehidupan kita. Daud tidak takut, tidak gentar menghadapi Goliat
yang begitu besar jika dibandingkan dengannya. Ia mengerti bahwa sebesar apapun
Goliat, ia memiliki Allah yang jauh lebih besar. Begitu pula dengan setiap
permasalahan kita. Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, kita perlu terus
ingat bahwa Allah kita jauh lebih besar dari itu semua. Andalkanlah Allah
selalu dalam setiap aspek kehidupan kita dengan membaca ayat Alkitab untuk
motivasi hidup.
2. Menghormati
relasi dengan orang lain.
Ketika Daud tidak membunuh Saul, ia menghormati relasinya
dengan Saul. Ia menghargai Saul sebagai rajanya, sebagai orang yang telah
diurapi Tuhan. Daud menghormati Saul sebagai ayah dari Yonatan, sahabatnya. Hal
ini pun perlu kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Seringkali ada
banyak tantangan yang datang dari orang lain. Namun, kita tidak boleh hanya
berpikir untuk membalas dendam. Hargai dan hormatilah relasi yang telah kita
miliki dengan orang tersebut. Hal itu jauh lebih baik untuk kehidupan kita
dibandingkan terus berpikir negatif. Rasa hormat juga membantu kita untuk tidak
berbicara buruk tentang orang lain seperti yang dikatakan ayat Alkitab tentang
membicarakan keburukan orang lain.
3. Mau
mendengarkan kritik dari orang lain.
2 Samuel 12:13
Lalu berkatalah Daud kepada Natan: “Aku sudah berdosa kepada TUHAN.” Dan Natan
berkata kepada Daud: “TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan
mati.
Daud sudah melakukan kesalahan yang sangat berat ketika
mengambil Betsyeba sebagai isterinya dan membunuh Uria, suami Betsyeba. Allah
pun mengirimkan Natan untuk mengingatkan Daud akan dosanya. Kita perlu ingat
bahwa saat itu, Daud sudah menjadi seorang raja. Namun, posisinya, kekuasaannya
tidak menjadikan dia seorang yang sombong. Ketika Natan datang untuk
menasehatinya, ia tetap mau mendengarkannya dengan baik. Seringkali Allah
memakai orang lain untuk mengingatkan kita melalui kritik. Orang tersebut bisa
saja lebih tua dari kita, lebih tinggi kekuasaannya dibanding kita. Namun,
Allah juga dapat memakai orang yang lebih muda atau yang jabatannya lebih
rendah dari kita. Siapapun orang yang Tuhan pakai, kita harus mau
mendengarkannya dengan baik. Kritikan dari orang lain akan membantu kita
melakukan apa yang diperintahkan dalam ayat Alkitab tentang evaluasi diri.
4. Bertobat dengan
sungguh-sungguh.
2 Samuel 12:16 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena
anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
Setelah Natan menasehatinya, Daud tidak menunda-nunda
untuk melakukan pertobatan. Pengakuan dosa yang ia lakukan pun tidak main-main.
Ia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Ketika kita sadar akan dosa dan
kesalahan kita, kita tidak bisa bermain-main dengan hal itu. Kita harus mampu
untuk sungguh-sungguh bertobat. Kita tidak bisa hanya bertobat dalam mulut
kita, tetapi harus juga dalam hati dan perilaku kita.
5. Menyukai firman
Tuhan.
Mazmur 119:97
Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
Daud menunjukkan ketergantungannya dengan Allah melalui
perenungan firman Tuhan. Kita pun perlu terus-menerus membaca firman Tuhan. Firman
Tuhan dapat membantu kita mengerti kehendak Allah atas hidup kita. Betapa
menyenangkannya jika kita mendapatkan manfaat membaca Alkitab setiap hari. Jika
kita masih sering kesulitan, kita perlu melakukan cara membaca ayat Alkitab
agar dapat rutin setiap hari.
Demikianlah beberapa karakter dan keteladanan Daud. Daud
mungkin masih banyak melakukan dosa yang tidak diinginkan Allah. Bagaimanapun,
Daud masih seorang manusia. Kisah Daud atas dosa-dosanya menjadi pembelajaran
bagi kita agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama di masa kini. Kisah
keberhasilan Daud pun juga menjadi pembelajaran bagi kita. Kita belajar dari
Daud bagaimana untuk menjadi orang yang sungguh-sungguh memiliki iman kepada
Allah. Kiranya kita dapat meneladani karakter baik Daud dalam kehidupan kita.
Segala kemuliaan bagi nama Tuhan. terima kasih God Bless.
No comments:
Post a Comment