Mazmur 16 : 8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN;
karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Seorang puteri yang taat kepada Tuhan sedang mencari
pekerjaan setelah ayahnya tiada. Dan gadis ini adalah seorang yang sudah mengerti
Tuhan. mungkin karena di adalah puteri seorang Pastor. Puteri Pastor Li, hamba
TUHAN yang mati karena imannya, terpaksa bekerja di Kamp Kerja Paksa di Cina
demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Gadis berusia 12 tahun itu pergi menghadap
Kepala Kamp Kerja Paksa.
"Ayah saya telah dikirim ke tempat ini dan sekarang
ia telah tiada. Kami tidak punya makanan, uang dan tempat tinggal. Adakah
pekerjaan yang dapat saya lakukan di Kamp ini?" katanya menjelaskan.
Karena merasa kasihan Kepala Kamp berkata, "Aku punya pekerjaan untukmu,
tapi bayarannya rendah." Gadis kecil itu menganggukan kepalanya tanda
setuju.
Kepala Kamp itu membawanya ke lokasi tambang biji besi.
"Kau lihat tombol merah itu? Tugasmu adalah berdiri di dekatnya sepanjang
hari. Jika ada yang menyuruhmu memencetnya, segera lakukan! Tombol itu akan
membunyikan alarm yang memperingatkan para pekerja tambang agar keluar
secepatnya. Kau tidak boleh memencetnya secara sembarangan, " katanya
tegas.
Suatu siang gadis kecil itu mendengar suara, "TEKAN
tombolnya!" Ia melihat ke sekelilingnya namun tak menemukan siapapun. Tak
lama kemudian terdengar lagi, "Cepat, TEKAN tombolnya sekarang!" Dan
beberapa detik kemudian suara itu kembali terdengar. Kali ini ia menyadari
bahwa itu adalah suara Tuhan. Ia tidak mengerti mengapa harus memencet tombol
itu, tapi ia tahu harus menuruti-Nya.
Saat alarm berbunyi, 3.000 orang pekerja berhamburan
keluar dari pertambangan. Kepala Kamp berlari keluar dari kantornya, ia ingin
tahu kenapa gadis kecil itu memencet tombol merah. Belum sempat ia bertanya,
tiba-tiba gempa bumi yang hebat mengguncang tempat itu. Seluruh area pertambangan
itu runtuh dan tak seorang pun yang mampu membangunnya kembali sampai saat ini.
Saat gempa berakhir semua mata memandangi si gadis kecil.
Kawan Li, bagaimana kau tahu kalau harus menekan tombol itu? Tanya Kepala Kamp.
"Tuhan Yesuslah yang menyuruh saya. Tiga kali Dia menyuruh saya
melakukannya. Yesus adalah satu-satunya jalan bagi kita untuk mengenal Allah
yang hidup. Dia mencintai kalian dan Dia baru saja menunjukkan kasihNya. Kalian
harus berbalik dari dosa dan menyerahkan hidup kalian kepadaNya." Katanya
dengan lantang.
Saat itu, 3.000 pekerja dan Kepala Kamp berlutut berdoa
meminta Yesus mengampuni mereka. Akhirnya banyak orang yang diselamatkan karena
gadis kecil yang takut akan Tuhan itu menyendengkan telinganya untuk mendengar
tuntunan Tuhan.
Saudaraku, dari kisah ini kita belajar satu hal: setiap
saat Roh Tuhan berdiam di dalam umat tebusanNya. Dia berbicara kepada kita
melalui hati nurani yang telah dimurnikannya. Namun kita seringkali mengabaikan
suara-Nya yang lembut, sehingga tidak lagi menyadari tuntunanNya. Bisa kita
bayangkan jika gadis ini tidak peka akan suara Tuhan, berapa orang yang akan
meninggal. Dan gempaitu adalah pekerjaan si iblis. Karena itu jika kita peka
akan suara Tuhan kit akan tau melakukan apa pada saat yang tepat.
Mari saudaraku, hari ini mintalah Tuhan memberi hati yang
baru dan bulatkanlah tekad untuk belajar peka mendengar suara-Nya yang selalu
menggema melalui Firman dan hati nurani kita. Aku senantiasa memandang kepada
TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Terima kasih, God
Bless
No comments:
Post a Comment