Breaking

Tuesday, September 18, 2018

Tips Menjadi Istri yang sesuai dengan Alkitab


Hubungan suami istri memanglah sebuah badan yang sakral dan memiliki aturan yang berat jika di pikir-pikir. Namun menjadi suatu tempat kebahagiaan sekaligus pabrik penempah karakter pribadi kita untuk menjadi lebih baik lagi. Kenapa? Karena dalam rumah tanggalah kita dapat menjalani hidup dengan alur yang penuh kasih dan cinta. Beda dengan perusahaan, dimana kita ,menuruti alurnya hanya dengan morivasi upah dan takut akan pemecatan. Tidak pakai hati apalagi kepuasan tersendiri ketika mematuhi alur peraturan perusahaan tersebut. Beda dengan rumah tangga atau hubungan suami istri. Ada kepuasan tubuh, jiwa dan roh ketika kita mengikutinya. Bahkan samapi pad tingkat kepuasan roh kita. Dimana memang hubungan suami istri adalah dibangun oleh Tuhan sendiri. Karena itulah hubungan itu sakral dan sampai pada kematian.

Jadi jika belum siap berkomitmen sampai pada kematian, jangan menikah! Karena sama saja sepele dan tidak mau tau akan Tuhan. Pada hakikatnya, Laki-laki dan perempuan dicipta Tuhan setara. Perempuan tidak lebih rendah daripada laki-laki. Meskipun begitu, ada perbedaan fungsi dalam kerajaan Allah. Seperti yang dikatakan oleh Paulus, “Laki-laki adalah kepala dari perempuan” (1 Korintus 11:3).

Ini merupakan tentang fungsi, bukan tentang rasa penting. Seorang isteri dibutuhkan oleh Allah untuk melakukan peran yang menghormati kepemimpinan suaminya untuk mencapai maksud dan rencana Allah di dalam rumah tangga. Menentang tugas ini berarti menentang Allah.

Bagaimana seorang istri bisa memenuhi rencana Allah? Bagaimana seorang istri menjalankan perannya sebagai penolong bagi suaminya?

1. Bantulah Suami Anda

Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang isteri kerajaan adalah membantu suaminya. Membantu suami berarti memaksimalkan karunia-karunia, talenta-talenta, ketrampilan-ketrampilan, dan pelatihan yang diberikan Tuhan untuk perbaikan keluarga di bawah kepemimpinan suami Anda dan juga dalam kemitraan Anda dengannya.

Ketika Allah menciptakan Hawa, Dia membuat sebuah pernyataan yang dalam, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kej. 2:8). Perempuan itu bukanlah sekedar suatu tambahan saja; dia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari rencana Allah.

Banyak perkawinan gagal adalah karena si isteri tidak menolong suaminya, dia menggunakan pernikahan itu untuk menolong dirinya sendiri. Bukannya menjadi mitra sang suami dan mendampinginya untuk menolongnya. Dia bekerja melawan program yang ada. Dia tidak bekerjasama dengan rencana Allah untuk keluarga itu. Kalau seorang isteri sudah kehilangan pandangan akan kebenaran bahwa keinginan pertama Allah baginya dalam hubungannya dengan suaminya adalah untuk menjadi penolongnya di rumah, maka suatu suasana negatif tercipta di dalam rumah. Pertanyaannya, seperti apa sebenarnya seorang penolong?

Kalau Allah mengharapkan seorang isteri untuk menolong suaminya, asumsi yang terjadi adalah suami membutuhkan pertolongan. Kalau Anda menemukan kesalahan suami Anda, anda harus menolongnya untuk menjadi lebih baik, bukan membiarkannya atau mendukungnya dalam kesalahan. Kalau kesalahan-kesalahan suami Anda kelihatan, itulah kesempatan-kesempatan bagi Anda untuk bekerja menolongnya agar dapat keluar dari kesalahan. Itu berarti Anda bisa bekerjasama dengan Allah dalam menjalankan rencana Allah di dalam dan melalui rumah Anda.

Membiarkan atau mendukung kekeliruan yang dilakukan oleh suami sama dengan menginginkan iblis masuk dan memimpin rumah tangga. Bersikap diam dan masa bodoh adalah kesalahan besar yang sering dilakukan oleh para istri.

a.   Bantulah Dia Dalam Masalah Keuangan


Salah satu cara seorang isteri bisa menolong suaminya adalah dalam bidang kuangan. Wanita yang menolong suaminya ini adalah wanita yang terampil. Dia adalah pengelola keuangan keluarga secara bijaksana. Wanita ini menggunakan ketrampilan-ketrampilannya untuk perbaikan rumahtangganya dan kemajuan suaminya. Isteri dari Amsal 31 mempunyai semua kerampilan dan kemampuan dalam dunia ini.

Kalau seorang isteri mulai hidup untuk diri sendiri, maka berkat rohani dari Allah tidak akan turun atas kehidupannya ataupun keluarganya. Kalau seorang wanita mulai menjalani kehidupan pernikahannya dengan hampir tidak pernah memikirkan tentang perbaikan untuk suaminya, wanita itu sudah bergabung dengan iblis untuk menolong menghancurkan pernikahannya.

b.   Bantulah Dia Sebagai Orangtua

Yang kedua, sang isteri membantu suaminya sebagai orangtua. Amsal 31:15 mengatakan, “ Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas  kepada pelayan-pelayannya perempuan.” Kemudian dalam ayat 21 kita membaca, “Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.”

dia bangun lebih pagi dari pada orang-orang yang lain untuk memastikan segalanya sudah dibereskan.

Mengapa Allah meminta wanita untuk mendahulukan rumah tangganya? Karena pekerjaan di rumah adalah untuk membesarkan generasi berikutnya bagi Tuhan. Seorang isteri Kristen membantu suaminya dengan menjadi pengelola di rumahnya dengan cara mendidik anak-anaknya mengasihi Tuhan dan mendidik mereka dalam kebenaran.

c.   Bantulah Dia Dalam Pelayanan


Ini adalah tentang seorang isteri yang melayani di samping suaminya dalam pelayanan mereka bagi Tuhan. Seperti yang dikatakan Amsal 31:20,26, “Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tanganya kepada yang miskin ……. Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah-lembut ada di lidahnya.”

Wanita ini melayani orang-orang yang tertindas dan membimbing orang-orang yang membutuhkan hikmat Allah. Tidak ada yang bisa menarik pasangan untuk menjadi lebih dekat selain dari pada melayani Tuhan bersama-sama. Isteri yang digambarkan di sini tidak punya waktu untuk bermalas-malasan dan bergossip. Dia tidak punya waktu untuk menonton sinetron setiap hari. Dia sudah terlalu sibuk melayani Tuhan bersama suami.

Pelayanan seorang Istri bagi Tuhan adalah menjadi patner pelayanan suami dalam gereja lokal. Tuhan sangat tidak terkesan dengan kerohanian yang dijalankan secara sendiri, namun yang dimaksudkan untuk dilakukan bersama-sama. Kecuali pasangan Anda menolak tegas untuk dibantu. Jika sudah demikian maka Tuhan yang akan mengurus pasangan Anda yang tidak mau hidup dalam rencana-Nya.

2. Hormatilah Suami Anda

Efesus 5:33, Paulus menuliskan “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihanilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” Seorang isteri harus menghormati suaminya.”

     Pentingnya sikap Tunduk:

Ayat 22-24 dalam Efesus 5 menjelaskan tentang doktrin ketundukan. Sikap tunduk adalah sebuah konsep alkitabiah. Yesus menundukkan diri-Nya pada kehendak Bapa, jadi kita tahu secara langsung bahwa sikap tunduk tidak ada hubungannya dengan perasaan rendah diri. Yesus setara dengan Allah Bapa, namun Yesus merendahkan diri tunduk kepada Bapa (lihat Fil. 2:6)

Sikap tunduk berhubungan dengan pencapaian suatu agenda ilahi. Yesus tunduk kepada Bapa supaya bisa mencapai rencana ilahi dalam keselamatan kita. Sikap tunduk tidak berarti bahwa dia harus menjadi keset pintu atau sejenisnya. Setiap wanita setara nilainya dengan setiap laki-laki di hadapan Allah dan manusia. Sikap tunduk seorang isteri sangat penting artinya. Ini berarti bahwa dia mengenali posisi suaminya sebagai kepala rumah tangga untuk menjalankan rencana Allah di dunia ini. Jadi pernikaan, seperti halnya Tritunggal, merupakan kemitraan yang hirarkis

3. Kasihi Suami Anda


Kita harus mengasihi suami kita (Titus 2:4). Di sini jelas berbicara tentang kasih yang tulus seorang isteri kepada suami. Kasih yang rela dan kuat yang tidak didasarkan pada layak tidaknya seorang suami, tetapi berdasarkan pada perintah Allah dan hal itu diperlihatkan oleh perhatian seorang isteri dan hati yang tunduk dan taat. Kasih itu  nyata, kasih itu diamati, Kasih itu diperlihatkan melalui apa yang kita lakukan bagi suami kita. Kasih itu keluar dari hati yang penuh kasih melalui cara kita berlaku terhadap suami kita. Kasih itu terlihat dalam cara kita merawat Dia.

Mari para istri, kita berdoa setiap hari untuk suami kita. Doakan pekerjaannya, atasannya, usaha-usahanya, kehidupan rohaninya dan pelayanannya. Tapi dari semua itu doakan terus hati dan pikirannya agar selalu di baharui oleh Tuhan menjadi anak Tuhan, suami yang berkenan kepada Tuhan. Tidak ada yang lebih penting dari itu. Dan semuanya akan mengikutinya ketika suami kita sudah berkenan kepada Tuhan. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment