Kata Allah sangatlah agung dalam bahasa Indonesia. Namun perlu
kita ketahui kebenarannya dengan mencari tahu asal kata ‘Allah’ itu. Karena kalau
kita perhatikan, dalam Alkitab terjemahan Inggris, tidak pernah kita jumpai
kata Allah tapi menggunakan kata ‘Father’.
Asal
kata Allah
Kata Allah berasal dari bahasa Arab. Kata ini bukan hanya
digunakan oleh umat Muslim tapi juga oleh umat Kristen yang berbahasa Arab.
Bagi umat Muslim, Allah adalah nama Tuhan, namun bagi
umat Kristen, Allah merujuk pada YHVH.
Umat Kristen berbahasa Arab umumnya menggabung kata Allah
dengan kata lain. Misalnya “Allah al-Ab” yang artinya “Allah Bapa”
Perdebatan
atas sebutan nama Allah
Akhir-akhir ini sebutan Allah ramai dibicarakan dan
diperdebatkan baik antara Kristen dan Muslim, maupun di kalangan umat Kristen
sendiri.
Para penganut Muslim Malaysia berkeberatan umat Kristen menggunakan nama Allah yang diklaim sebagai nama Tuhan mereka.
Para penganut Muslim Malaysia berkeberatan umat Kristen menggunakan nama Allah yang diklaim sebagai nama Tuhan mereka.
Sebaliknya di Indonesia, ada sebagian umat Kristen
menolak menggunakan kata Allah karena menganggap itu berasal dari nama berhala.
Buku
“Who is this Allah”
Penolakan kata Allah oleh sebagian umat Kristen di
Indonesia bersumber dari sebuah buku berjudul “Who is this Allah” yang ditulis
Januari 2008 oleh penulis orientalis, GJO Moshay.
Menurut penjelasan penulis, buku itu ditulis terkait
serangan teroris yang menghancurkan menara the World Trade Center dan gedung
Pentagon, 11 September 2001.
Beliau bertanya-tanya, “Mengapa para teroris bertindak
atas nama Allah? Siapa Allah mereka itu?” Setelah melakukan penyelidikan atas
situs dan naskah kuno dan juga dari berbagai sumber lainnya yang berhubungan
dengan kata Allah, lalu Moshay menyimpulkan dan menjelaskan dalam bukunya bahwa
nama Allah itu berasal dari nama dewa bulan bangsa Arab.
Penolakan terhadap nama Allah
Maka hebohlah beberapa orang Kristen yang terpengaruh
buku itu. Mereka menolak keras sebutan Allah itu dan mengajak umat Kristen lain
agar juga menolak nama itu.
Mereka menganjurkan agar kata Allah diganti dengan
Elohim. Bahkan ada yang menyarankan mengganti kata Allah dengan Yahweh. Tentu
saja mengganti dengan Yahweh tidak tepat sebab kata Allah bukan berasal dari
YHVH, tapi dari bahasa Ibrani Elohim Perjanjian Lama dan dari bahasa Yunani
Theos Perjanjian Baru.
Elohim
dan Theos
Bangsa
Israel menyembah Elohim
Disamping YHWH dan Adonay, bangsa Israel juga menyembah
Elohim. "Akulah Allah (Elohim) ayahmu, Allah (Elohim) Abraham, Allah
(Elohim) Ishak dan Allah (Elohim) Yakub." (Keluaran 3:6a)
Dalam terjemahan kitab Septuaginta LXX, para tokoh Yahudi
menerjemahkan kata Elohim menjadi Theos. Dalam Alkitab LAI, kata Elohim dan
Theos diterjemahkan menjadi Allah.
Siapakah Elohim?
Elohim
adalah Pencipta Alam Semesta, yaitu Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub.
Pada umumnya Elohim merujuk pada Allah sejati yang berpadanan dengan nama YHVH
Elohim kata benda jamak. Bentuk jamak ini untuk
menyatakan keagunganNya. Walaupun berbentuk jamak, namun pengertiannya tunggal
sebab Allah itu tunggal. Bentuk tunggal Elohim adalah Eloah. Terkadang Elohim
disingkat El.
Namun harus diketahui bahwa kata Elohim ini bukan hanya untuk YHVH, tapi juga digunakan untuk dewa berhala kafir dan manusia.
Namun harus diketahui bahwa kata Elohim ini bukan hanya untuk YHVH, tapi juga digunakan untuk dewa berhala kafir dan manusia.
Elohim
dalam konteks TUHAN bangsa Israel
Sang Pencipta “Pada mulanya Allah (Elohim) menciptakan
langit dan bumi.” (Kej. 1:1) “Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu
diciptakan. Ketika TUHAN (YHVH) Allah (Elohim) menjadikan bumi dan langit”
(Kej. 2:4)
Raja Semesta “Sebab Allah (Elohim) adalah Raja seluruh
bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran!” (Maz. 47:8)
Allah Sang Hakim “Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab
Allah (Elohim) sendirilah Hakim.” (Maz. 50:6)
Sang Penguasa (Adonay) “Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan
(Adonay), Allahku (Elohai), dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk
selama-lamanya” (Mazmur 86:12)
Juru Selamat “Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu
(Eloheykha) sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah (Elohim) kecuali
Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku.” (Hosea 13:4)
Yang Setia “Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN,
Allahmu (Eloheykha), Dialah Allah (Ha-Elohim), Allah yang setia (Ha'el
Hane'eman), yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang
kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu
keturunan” (Ulangan 7:9)
Pengasih dan Penyayang “Sebab TUHAN, Allahmu (Eloheykha),
adalah Allah Penyayang (El Rakhum), Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan
engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah
kepada nenek moyangmu.” (Ula. 4:31)
Yang Benar “TUHAN
adalah Allah (Elohim) yang benar.” (Yeremia 10:10)
Elohim
dalam konteks dewa berhala
“Allah (Elohim) segala bangsa adalah berhala.” (1 Tawarikh
16:26, Mazmur 96:5)
“Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar dari segala
allah (Elohim); sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang
Mesir, karena memang orang-orang ini telah bertindak angkuh terhadap
mereka." (Keluaran 18:11)
“Nama allah (Elohim) lain, janganlah kamu panggil,
janganlah nama itu kedengaran dari mulutmu.” (Keluaran 23:13)
Elohim
dalam konteks manusia
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku
mengangkat engkau sebagai Allah (Elohim) bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan
menjadi nabimu.” (Keluaran 7:1)
Alkitab
Perjanjian Baru
Dalam era Perjanjian Baru, bangsa Israel tidak lagi
menggunakan bahasa Ibrani sebagai bahasa pergaulan tapi menggunakan bahasa
Yunani, Aram, dan Latin.
Oleh karena itu, para penulis Perjanjian Baru tidak
menulis teks dalam bahasa Ibrani tapi bahasa Yunani dan sebagian bahasa Aram.
Jadi dalam Perjanjian Baru tidak tertulis Elohim tapi Theos.
Contoh penggunaan bahasa Aram dalam Perjanjian Baru, “Eloi,
Eloi lama sabakhtani” yang berarti “Allahku, Allahku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (Markus 15:34)
Baca juga Yesus Kristus adalah Tuhan
Penggunaan
kata Theos
Theos digunakan bagi Tuhan maupun bagi dewa berhala dan
manusia. Jika digunakan bagi Tuhan, Theos diterjemahkan LAI menjadi Allah, tapi
jika bagi berhala dan manusia Theos diterjemahkan allah.
Kata
Theos bagi Allah Sejati
“Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah (Theos) dan Firman
itu adalah Allah (Theos). (Yohanes 1:1)
“Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia
menyerahkan Kerajaan kepada Allah (Theos) Bapa (Pater), sesudah Ia membinasakan
segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.” (1 Korintus 15:24)
Kata
Theos bagi dewa berhala
Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah
(Theos)," baik di sorga, maupun di bumi dan memang benar ada banyak
"allah (Theos)" dan banyak "tuhan" yang demikian (1 Kor.
8:5)
“Kepada Harun mereka berkata: Buatlah untuk kami beberapa
allah (Theos) yang akan berjalan di depan kami.” (Kis. 7:40a)
“Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu
memperhambakan diri kepada allah-allah (Theos) yang pada hakekatnya bukan
Allah.” (Galatia 4:8)
Kata
Theos bagi manusia
Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis
dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah (Theos)?” Yohanes
10:34)
Dan rakyatnya bersorak membalasnya (Herodes-red):
"Ini suara allah (Theos) dan bukan suara manusia!" (Kisah Para Rasul
12:22)
Bagaimana jika kata Allah dihilangkan?
Kita sudah memahami kata Allah itu berasal dari Elohim
dan Theos. Bagaimana kalau kita mengganti Allah dengan kedua kata itu?
Untuk Perjanjian Lama, Allah berasal dari Elohim. Namun
persoalan yang harus dipikirkan adalah kata Elohim itu banyak perubahannya.
Misalnya Allahku berasal dari Elohai, bukan Elohimku.
Allahmu dari Eloheykha, bukan Elohimmu. Allah yang setia adalah Ha'el
Hane'eman. Allah Penyayang adalah El Rakhum. Dan perubahan lainnya. Jadi tidak
asal ganti dengan kata Elohim.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, asal kata Allah adalah
Theos, bukan Elohim. Jadi kalau kita menggunakan kata Elohim, tidak sesuai
dengan naskah aslinya. Akibatnya akan ada dua sebutan untuk Allah, yaitu Elohim
dan Theos.
Demikian penjelasan tentang Allah – Elohim – Theos. Kata
Elohim dan Theos tidak hanya merujuk pada Tuhan tapi juga pada dewa berhala dan
manusia, sama seperti kata Allah. Jadi kalau kita menolak kata Allah karena
dianggap nama berhala, kita juga harus menolak kedua kata itu. Namun inti darei
kekristenan bukanlah itu. Tapi semua sudah tersedia, apa salahnya kita belajar
tentang Kebenaran nama Bapa kita yang telah menebus kita dari pada kebinasaan
dengan harga yang sangat-sangat mahal. Kiranya artikel ini bermanfaat bagi
saudara-saudara semua. Terima kasih. God Bless.
No comments:
Post a Comment