Breaking

Sunday, September 9, 2018

Hidup Optimis bersama Tuhan


“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Timotius 1:7)
      
Didalam hidup ini memanglah penuh dinamika. Terkadang apa yang dikerjakan berhasil, terkadang gagal. Tidak ada yang mampu mengetahui yang akan terjadi di kemudian hari. Karena itu setiap melakukan sesuatu, seseorang akan diliputi keraguan. Berhasil atau tidak ya?
Namun, itu tidaklah salah karena kita manusia biasa. Namun yang kita bahas pada setiap artikel adalah kita manusia biasa yang sidah diangkat Tuhan menjadi anak_NYA. Jadi itu harus kita tepis setelah kita sudah menyerahkan semuapa yang kita kerjakan kepada Bapa kita yang di Sorga.

Sikap Pesimis dan Optimis
      
Ada dua sikap pribadi yang saling bertolak-belakang, yaitu optimis dan pesimis. Optimis berpikir positip, sebaliknya pesimis berpikir negatip. Kedua sikap ini amat mempengaruhi kehidupan.
    
Jika ada masalah, orang optimis akan berpikir, “Walau agak ragu, tapi saya yakin pasti berhasil menyelesaikannya. Inilah kesempatan menggali potensi diri dan berprestasi.”
Sebaliknya orang pesimis akan berpikir, “Saya akan gagal sebab sepertinya saya tidak mampu. Saya pasti akan dipermalukan”

Dan, sikap anak Tuhan adalah “apapun yang terjadi atau apapun hasilnya nanti itu adalah dari keputusan Tuhan. Dan apapun keputusan Tuhan pasti mendatangkan kebaikan bagiku”.

Bagaimana si Optimis dan si Pesimis memandang dunia
     
Orang optimis memandang dunia ini indah ceria, menyenangkan, dan penuh percaya diri. Umumnya mereka pandai bergaul, bersemangat, berani mengambil resiko, dan periang. Senang bersaing secara sehat karena menganggapnya sebagai ajang untuk meraih kemenangan.
Sebaliknya orang pesimis menganggap dunia ini kejam dan suram, biasanya sulit bergaul, selalu kuatir, dan tidak percaya diri. Terkadang menganggap orang lain sebagai ancaman dan saingan.

Dan, si Optimis anak Tuhan memandangnya penuh dengan ucapan syukur akan setiap karya Tuhan dan memaklumi setiap perbedaan dan tidak terganggu dengan perbedaan, kejadian-kejadian, tidak pernah mengeluh, berani dan percaya diri setelah berkonsultasi lewat doa kepada Roh Kudus dan selalu berserah percaya kepada keputusan Tuhan.

Apakah sikap Optimis dan pesimis itu adalah Karakter bawaan?
    
Ada yang berpendapat itu adalah karakter bawaan. Sebab ada anak yang aktif dan ada yang pasif. Ada anak yang mudah bergaul, ada yang menutup diri. Ada yang periang, ada yang pemurung. Namun karakter bawaan ini bisa juga terbentuk karena didikan keluarga, pengalaman pribadi, dan lingkungan pergaulan.
     
Anak yang dididik mandiri oleh orangtuanya dan dihargai prestasinya cenderung percaya diri dan optimis. Sebaliknya anak yang keperluannya selalu disiapkan dan hidup dimanja orangtua cenderung tidak percaya diri karena selalu mengandalkan orang lain.
     
Demikian pula anak yang sering diejek dan direndahkan keluarga atau lingkungan akan merasa diri bodoh dan tidak mampu berbuat apa-apa sehingga cenderung menjadi pesimis.
      
Sebenarnya tidak ada orang yang seratus persen optimis atau pesimis. Dalam situasi tertentu, seseorang bisa optimis dan di situasi lain bisa pesimis. Namun jika seseorang cenderung selalu berpikir positip akan disebut optimis, dan jika cenderung berpikir negatip disebut  pesimis.
      
Dengan membandingkan keduanya, tentu sikap optimis yang seharusnya dimiliki umat Kristen. Tapi sikap optimis sebagai anak Tuhan. Karena seperti tertulis dalam Alkitab, yang dianggap pintar oleh dunia ini adlah bodoh bagi Tuhan dan sebaliknya, yang dianggap bodoh oleh dunia ini adalah pintar di hadapan Tuhan.

Optimisme sesuai ajaran Tuhan
     
Optimislah karena Tuhan. Bukan Optimis menurut pikiran kita atau pandangan dunia ini. Mengapa kita harus bersikap optimis? “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Tim. 1:7) Bersama Tuhan, kita tidak takut menghadapi berbagai persoalan.
    
Sebaliknya perhatikan perkataan Ayub, “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.” (Ayub 3:25) Jadi kalau kita takut menghadapi persoalan, justru hal negatip itu yang akan terjadi.

    Baca juga : Keberhasilan yang Alkitabiah
     
Namun optimis kita, bukan karena kemampuan diri, tapi karena mengandalkan Tuhan. “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (Yeremia 17:7-8)
    
Sebagai orang percaya, janganlah kita bersikap pesimis karena sikap pesimis menunjukkan bahwa kita tidak mempercayai penyertaan Tuhan. Bersikaplah optimis karena Tuhan Yesus lebih besar dari segala persoalan kita.
     
Tuhanlah yang memampukan kita menyelesaikan segala hal dengan baik. Dengan demikian tidak ada alasan apa pun bagi kita untuk membanggakan atau menyombongkan diri sebab tanpa pertolongan Tuhan kita tidak mampu mengatasi persoalan kehidupan ini. Tanamkan hal ini di hati kita masing-masing.

Jangan optimis berlebihan
     
Namun kita harus waspada terhadap optimisme berlebihan. Mengapa? Karena orang yang terlalu optimis cenderung menyombongkan diri, memandang rendah persoalan, mengabaikan peringatan, dan tidak siap mengantisipasi jika terjadi kegagalan. Orang seperti ini akan mengalami kehancuran yang datang secara tiba-tiba.
     
Dalam kehidupan ini, tidak semua yang kita inginkan selalu berjalan mulus. Karena itu bersikaplah optimis dengan mempersiapkan dan memperhitungkan segala sesuatu secara matang.
Optimis menghadapi masa depan dalam kekekalan
     
Mengapa saya katakan dalam kekekalan? Karena itulah tujuan kita ada di dunia ini. Kita hanyatraveling aja di dunia ini, seperti quotes dari revival Billy Graham. Jadi, jangan pernah focus akan dunia ini, fokuslah pada tujuan kita yaitu Kerajaan Sorga bersama Tuhan YEsus sang Raja kita. Menghadapi masa depan, persiapkan diri semampu kita, serahkan seluruh hidup pada Tuhan. Dia akan membimbing kita meraih masa depan cemerlang. Jangan pernah andalkan kepintaran kita, namun pakailah kepintaran kita itu di jalan yang di tunjukkan Tuhan kepada kita. Jangan pernah membantah dan nurut saja. Karena sudah pasti itu yang terbaik bagi kita. Mungkin awalnya terlihat tidak, tapi saatnya akan tiba, kita akan merasakan damai sejahtera yang luar biasa. Percaya saja padaNya.


"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yeremia 29:11)
 
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semua, terima kasih. God bless.

No comments:

Post a Comment