“Lalu
Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman
Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang
merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut
rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." (Matius 21:12-13)
Bait Allah adalah Rumah Doa
Pusat
peribadatan bangsa Israel adalah Bait Allah yang terletak di Yerusalem. Seluruh
kegiatan dan perayaan keagamaan diselenggarakan di tempat itu.
Bait Allah
terbagi menjadi tiga bagian yaitu Ruang Maha Kudus, Ruang Kudus dan Pelataran
atau Halaman. Ruang Maha Kudus dan Ruang Kudus dipisahkan oleh tirai yang amat
berat dan besar.
Ruang Maha Kudus
Ruang Maha
Kudus penuh kemuliaan Allah. Hanya Imam Besar yang boleh masuk ke dalamnya.
Jika sembarang orang masuk, ia langsung mati. Bahkan Imam Besar pun, jika tidak
kudus, masuk ke ruang itu akan mati. Ada mitos, sebelum memasuki ruangan itu,
kaki Imam Besar diikat tali. Jika dia mati, jenazahnya ditarik keluar. Namun mitos
ini masih dipertanyakan.
Ruangan itu
hanya dimasuki Imam Besar setahun sekali pada saat Perayaan Hari Perdamaian
atau Yom-kippur. (Ibrani 9:7a)
Benda yang terdapat dalam Ruang Maha Kudus
Benda yang ada
dalam Ruang Maha Kudus adalah tabut perjanjian yang di atasnya terdapat dua
kerub, dan yang didalamnya tersimpan buli-buli berisi manna, tongkat Harun dan
dua loh batu bertuliskan Sepuluh Perintah Allah. (Ibrani 9:4-5a) Sedangkan
mezbah pembakaran ukupan terletak di Ruang Kudus sebelum masuk ke Ruang Maha
Kudus
Ruang Kudus
Di dalam Ruang
Kudus terdapat Kaki Dian atau Kandil (Menorah) dan meja roti sajian (Ibrani 9:2)
Yang diperbolehkan masuk ke Ruang Kudus hanyalah Imam Besar dan Imam. Jemaat
dilarang masuk.
Pelataran atau Halaman
Pelataran atau
halaman terletak di bagian luar. Di tempat ini terdapat Mezbah Korban Bakaran,
dan Bejana atau Kolam Pembasuhan. (Keluaran 30:18-21) Hewan korban ditempatkan di
pelataran/halaman.
Ketika Yesus
masuk Bait Allah, Dia menjumpai orang-orang berjual beli hewan dan menukar uang
di pelataran ini. Yesus amat marah sehingga mengusir para penjual beli, membalikkan meja penukar uang
dan bangku pedagang merpati.
Mengapa ada penjual hewan?
Bangsa Israel
mempersembahkan hewan sebagai bagian dari ibadah mereka. Hewan-hewan itu antara
lain lembu, domba, kambing, burung tekukur dan burung merpati.
Persoalan bagi
jemaat, terutama yang tinggal jauh dari Yerusalem, adalah membawa hewan-hewan
itu ke Bait Allah. Lagi pula jika hewan itu cacat, akan ditolak oleh para Imam.
Jadi lebih praktis jika mereka membelinya dari para pedagang di situ.
Mengapa ada penukar mata uang?
Dalam ibadah di
Bait Allah juga ada persembahan uang. Namun uang yang dipersembahkan haruslah
mata uang Israel, bukan mata uang asing. Tapi karena pada saat itu Israel
dijajah bangsa Romawi, maka mata uang Romawi banyak beredar, demikian juga mata
uang asing lainnya.
Mengapa tidak
boleh mempersembahkan mata uang asing? Karena mata uang asing saat itu memiliki
gambar manusia atau dewa. Hal itu dipandang sebagai pelanggaran atas kekudusan
Bait Allah.
Dengan adanya
para penukar mata uang itu, jemaat dipermudah mempersembahkan uang demi
keperluan Bait Allah.
Mengapa Yesus marah?
Jika para
pedagang itu mempermudah jemaat melaksanakan ibadah, mengapa Yesus marah dan
mengobrak-abrik para pedagang? Ada beberapa tafsiran mengenai hal itu
Pedagang memasang harga tinggi
Sebagian orang
menafsirkan Yesus marah karena para pedagang itu memeras jemaat dengan memasang
harga tinggi. Mereka bekerjasama dengan pengurus Bait Allah menetapkan harga
tinggi agar memperoleh keuntungan besar. Sehingga Bait Allah yang seharusnya
menjadi rumah doa berubah menjadi lahan perdagangan karena ketamakan mereka.
Karena berdagang di dalam area Bait Allah
Sebagian lagi
menafsirkan Yesus marah karena para Imam mengijinkan pedagang berjualan di area
pelataran Bait Allah, bukan di luar bait Allah. Pelataran Bait Allah yang
seharusnya menjadi tempat sakral untuk jemaat beribadah, berubah menjadi kotor
penuh hewan, meja penukar uang, dan manusia yang berjual-beli. Akibatnya tempat
itu menjadi hingar bingar dan tidak sakral lagi. Tercemar dengan kotoran
hewan.
Rumah doa dijadikan sarang penyamun
Persekongkolan
Imam dan para pedagang demi meraup keuntungan besar telah merusak kekudusan
Bait Allah. Imam bukan lagi memusatkan diri pada kesucian ibadah tapi justru
pada kepentingan diri dengan melalaikan tugas suci mereka.
Mereka tidak
lagi menghormati Allah. Mereka telah menjadi manusia tamak dan hamba uang. (Lukas
16:14) Yesus menyebut mereka penyamun. Dan Bait Allah menjadi sarang penyamun
Pesan Yesus masih berlaku saat ini
Peristiwa saat
Yesus marah melihat perbuatan para pedagang dan Imam-imam terjadi sekitar 2000
tahun yang lalu. Tapi melihat situasi sekarang, hal yang sama pun dapat
disaksikan saat ini.
Sebagian para
Imam atau hamba Tuhan yang seharusnya menjaga Rumah Tuhan sebagai rumah doa
yang kudus, justru telah menjadikannya sebagai rumah penyamun. Mereka telah
menjadi tamak dan hanya memikirkan kekayaan dan kesenangan dunia. Namun
camkanlah, ada saatnya, jika mereka tidak mau bertobat, Tuhan akan
mengobrak-abrik dan mengusir mereka dari Rumah Kudus Tuhan. (Matius 7:22-23)
Nah, sekarang mari kita selidiki perbuatan masing-masing,
terutama yang menyebut diri sebagai hamba Tuhan, apakah sudah mencemarkan Rumah
Tuhan atau tidak? Apakah ambil bagian dalam kejahatan para penyamun di Rumah
Tuhan atau tidak? Apakah telah menjadi hamba uang atau tidak? Jika secara jujur
mengakuinya, segeralah bertobat sebelum diusir dari hadapan Tuhan. Untuk apa
kita kelihatan berhasil di dunia ini dengan pelayanan kita dan sepertinya kita
penuh berkat. Tetapi ketika sudah waktu kita tiba, kita bukannya masuk Sorga
tapi malah di neraka bersama orang yang sama sekali tidak mau mengenal Tuhan. Terima
kasih.
No comments:
Post a Comment