Breaking

Saturday, August 25, 2018

Amarah dan Cara Mengatasinya sesuai dengan Alkitab


Rasa amarah merupakan salah satu emosi yang umum muncul dalam dalam diri manusia. Amarah tidak selalu bersifat negatif, karna kadang kala ada alasan baik dibalik hal tersebut. 

Bahkan Tuhan Yesus pun pernah marah, ketika Bait Allah dijadikan tempat berjualan oleh para pedagang yang hanya bertujuan untuk mencari keuntungan semata. Namun, kemarahan yang berlebihan juga tidak baik. Dapat menimbulkan efek negatif yang bisa saja melukai perasaan orang lain, yang menjadi sasaran amarah kita. Selain itu juga akan memperburuk citra diri kita dimata orang lain, terutama orang yang menerima amarah tersebut.

Nah untuk itu, saat kita marah kita harus tetap berpegang pada Firman Tuhan, agar amarah kita tidak keblalasan dan berujung negatif. Allah Tritunggal akan membantu kita untuk menaklukkan emosi yang berpotensi menimbulkan dosa ini, bahkan juga akan memampukan kita untuk mengalahkan kemarahan yang belum terselesaikan dalam hidup kita.

Rasa amarah timbul sebagai akibat dari adanya pertentangan dalam hati kita. Amarah dapat berimbas positif baik, jika ditempatkan pada tempat, cara, sasaran, dan waktu yang tepat. Untuk itu kita harus dapat menguasai emosi, supaya kita dapat menjadi teladan bagi sesama, serta memuliakan nama Tuhan dengan tindakan kita.

Nah, berikut ini saya akan tuliskan sejumlah ayat Alkitab tentang amarah, sebagai panduan kita untuk bertindak saat dipenuhi amarah. Sehingga kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

1. Lekas marah adalah tindakan orang bodoh

Dalam Pengkhotbah 7:9, Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
Diayat itu sudah di nasehatkan agar kita jangan lekas marah, sebab amarah menetap dalam dada orang bodoh. Dalam Amsal 14: 29 juga dikatakan bahwa orang yang sabar, memiliki pengertian yang besar. Sebaliknya, lekas marah hanya membesarkan kebodohan. Sebab akal budi yang ada dalam diri seseorang, akan membuat orang tersebut panjang sabar sehingga mampu memaafkan pelanggaran (Amsal 19:11).

2. Lekas selesaikan amarah

Dalam Efesus 4:26-27, Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Dalam ayat tersebut sudah diajarkan kepada kita agar jangan menyimpan amarah hingga matahari terbenam, dan memberi kesempatan kepada iblis. Secepatnya selesaikan, padamkan amarah tersebut, sehingga kita terhindar dari berbuat dosa (baca: arti bersyukur dalam Alkitab).

3. Jangan memendam amarah

Dalam Amsal Amsal 30:33 Sebab, kalau susu ditekan, mentega dihasilkan,dan kalau hidung ditekan, darah keluar,dan kalau kemarahan ditekan, pertengkaran timbul.
Dalam ayat tersebut diumpamakan, jika susu ditekan maka akan menghasilkan mentega, lalu jika hidung yang ditekan, maka akan mengeluarkan darah. Sedangkan jika kemarahan ditekan, maka akan menimbulkan pertengkaran. Hal tersebut sejalan dengan hukum tabur tuai. Oleh sebab itu, jangan memendam amarah, kuasai amarah tersebut dan lepaskan dengan tepat.

4. Sikap lembut meredakan amarah

Dalam Amsal Amsal 15:1 Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman,tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Nah, dikatakan bahwa jawaban yang lemah lembut akan meredakan kegeraman yang timbul dalam hati seseorang. Namun jika membalas dengan perkataan pedas, hanya akan membangkitkan amarah. Oleh sebab itu, jika seseorang datang kepada kita dengan amarah dalam hatinya, responlah dengan sikap yang lemah lembut.

5. Orang bijak meredakan amarah

Dalam Amsal 29:11 Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya,tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.
Di ayat itu sudah dikatakan bahwa hanya orang bebal lah yang melampiaskan seluruh amarahnya. Sebaliknya orang bijak akan meredakan amarahnya. Dapat berlaku bijak merupakan salah satu tujuan hidup orang Kristen, kita dapat melakukannya dengan berusaha menahan diri dan meredakan amarah yang muncul dalam diri.

6. Sifat pemarah hanya menimbulkan pertengkaran

Dalam Amsal 29:22 Si pemarah menimbulkan pertengkaran,dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya.
Dalam Amsal lagi dikatakan bahwa, seorang pemarah akan menimbulkan pertengkaran. Serta seseorang yang cepat gusar akan menyebabkan dirinya melakukan banyak pelanggaran. Oleh sebab itu sebaiknya kita harus senantiasa panjang sabar, tidak lekas marah ataupun gusar. Dengan demikian menghindarkan kita dari prilaku yang akan membuat kita menyesali diri.

7. Redakan amarah

Mazmur 37:8, 9 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu,jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan,tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.
Diajarkan dalam nats diatas, janganlah kita marah. Tinggalkan panas hari dan hentikan amarah dalam diri, sebab amarah hanya membawa pada kejahatan. Dan orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan Allah. Lebih baik sibukkan diri menantikan Tuhan, sebab orang seperti itu yang akan mewarisi negeri. Dalam Yakobus 1:20 juga ditegaskan, bahwa amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran dihadapan Allah. Oleh sebab itu sebagai pengikut Kristus yang memiliki karakter Kristen sejati, sudah sepantasnya kita menghindari kemarahan akibat keinginan daging.

8. Sabar menghadapi amarah

Dalam Pengkhotbah 10: 4 Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar.
Apa yang dinasehatkan agar ketika kita ditimpa amarah penguasa? tetaplah sabar dan jangan kabur menghindar. Sebab kesabaran akan mencegah kita melakukan kesalahan besar. Anda dapat membaca lebih banyak mengenai kesabaran pada artikel ayat Alkitab 
tentang kesabaran.

9. Marahlah dengan tepat

Amarah yang timbul karena Allah, bukan karena nafsu duniawi atau keinginan daging kita semata adalah baik. Alkitab mencatat beberapa kemarahan yang tepat, yang mencerminkan karakter Kristus didalamnya; misalnya dalam:
Keluaran 11:8, dalam ayat ini Musa marah kepada Firaun, karena Firaun tidak mengijinkan umat Israel keluar dari Mesir untuk menyembah Allah.
Keluaran 32:19, dalam ayat ini diceritakan bahwa Musa marah karena melihat umat Israel menyembah berhala. Saat itu ia telah menuliskan 10 perintah Allah pada loh batu, dan karna marahnya, ia melemparkan kedua loh tersebut dikaki gunung Sinai, tempat ia menerima taurat Allah untuk disampaikan kepada bangsa Israel.

10. Jangan lekas marah

Dalam Yakobus 1: 19-20 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Kita lihat, dituliskan agar kita cepat mendengar, namun lambat berkata-kata dan lambat untuk marah. Sebab dihadapan Allah, amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran. Kita umat kristen harusnya bijak dalam berkata-kata, berpikir sebelum mengucapkan sesuatu (baca: ciri orang bijak menurut Alkitab). Apaligi ketika dilanda amarah, jangan sampai engucapkan kata-kata yang akan menyakiti sesama dan menimbulkan pertengkaran.

Nah, itulah beberapa ulasan dari ayat Alkitab yang bisa anda ketahui bagaimana tentang amarah. Semoga dengan artikel ini kita sama-sama mengerti akan Kebenaran Alkitab yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari bersama keluarga dan sesame. Terima kasih.

God Bless.

No comments:

Post a Comment