Hikmat Billy Graham dan Kutipan Kata Billy Graham by Rosediamond717 |
Hikmat pada dasarnya adalah suatu pengertian yang
mendalam tentang sesuatu hal, perkara, orang atau peristiwa sehingga dapat
menilai dan memahami serta merespon sesuai dengan pengertian itu.
Hikmat ini adalah hikmat yang berasal dari TUHAN, itu
sebabnya hikmat disebut juga sebagai karunia.
Ungkapan hati orang yang menduga hidupnya akan segera
berakhir sangatlah penting untuk diperhatikan. Karena itu merupakan seluruh isi
hatinya. Kepalsuan dan kepura-puraan tidak lagi menjadi bagian dari
kehidupannya karena ia tahu dengan segera ia harus berhadapan dengan
Penciptanya.
Billy Graham, penginjil Barat yang paling terkenal di
abad 20. Dalam satu wawancara dengan Newsweek berkata bahwa ia
tidak lagi punya waktu yang lama di dunia ini. Dalam usianya yang menjangkau 87
tahun, ia sedang melewati tahun-tahun terakhir hidupnya. Pada saat-saat begini
apa yang penting dan apa yang tidak penting menjadi sangat kentara baginya.
Katanya, “Sekarang lebih dari sebelumnya, saya meluangkan
waktu membaca Alkitab dan berdoa bersama istri saya. Saya melihat setiap hari
sebagai anugerah dari Tuhan, dan kita tidak boleh menganggap pasti anugerah
itu. Semakin tua, semakin saya melihat pentingnya kekekalan bagi saya secara
pribadi.”
Pada malam hari, Graham bersama isterinya banyak berbagi tentang apa
yang menanti mereka di alam yang baru setelah mereka meninggalkan dunia ini.
Katanya, “Saya banyak memikirkan tentang surga, saya memikirkan tentang
kegagalan saya di waktu lampau, tetapi saya tahu semuanya telah ditutupi oleh
darah Kristus, dan itu memberikan saya satu keyakinan yang besar."
Anak perempuannya, Anne berkata, “Semakin Anda menjadi
tua, hal-hal sekunder menjadi tidak penting dan luput dari ingatan. Hal yang
utama sekali lagi menjadi hal yang terutama – bagi ayah, hal yang terutama
adalah Yesus, mengasihinya secara total, dan mengasihi sesama manusia seperti
diri kita sendiri.” Hal yang dikutip Anne tentang ayahnya juga merupakan Shema
atau dua perintah terutama yang menyimpulkan seluruh Kitab Suci, “Mengasihi Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu dan mengasihi sesama-mu manusia seperti diri-mu sendiri.” (Kitab Injil
Matius pasal 22, ayat-ayat 37-39)
Saat ditanya jika ia diberi kesempatan untuk memulai
hidupnya sekali lagi, apakah yang akan ia lakukan, Graham menjawab, “Saya akan
meluangkan lebih banyak waktu menyelami Kitab Suci dan teologi. Penyesalan saya
yang terutama adalah saya tidak memberikan perhatian yang lebih kepada studi
dan pembacaan. Saya menyesalinya karena saya merasa saya bisa lebih “penuh”
jika saya lebih mengenal Kitab Suci. Saya mempunyai teman yang dapat menghafal
sebagian besar dari ayat-ayat di Kitab Suci, dan itu sangat berarti bagi saya
sekarang.” (Baginya hal itu penting karena Graham merasakan dia sudah mulai
kehilangan daya ingatnya.)
Namun tema yang menyimpulkan seluruh pemikiran Graham di
hari tuanya adalah kerendahan hati. Ia pasti bahwa imannya dalam Yesus adalah
jalan menuju keselamatan. Saat ditanya apakah ia percaya bahwa surga akan
tertutup kepada orang Yahudi, Muslim, Buddha atau orang sekuler yang baik,
Graham menjawab, “Itu merupakan keputusan-keputusan yang hanya dapat dibuat
oleh Tuhan. Sangatlah bodoh bagi saya untuk berspekulasi tentang siapa yang
akan diselamatkan dan siapa yang tidak…saya tidak mau berspekulasi tentang
hal-hal itu. Saya yakin kasih Tuhan itu absolut. Ia berkata bahwa Ia memberikan
anaknya bagi seluruh dunia dan saya yakin Ia mengasihi setiap orang tanpa
memandang etiket yang dipakai mereka."
Cara pandangnya yang begitu liberal mungkin akan membuat
banyak orang Kristen fundamental tidak senang, tetapi di pandangannya, hanya
Tuhan yang tahu siapa yang akan diselamatkan. Sebagai seorang penginjil yang
telah menginjili selama lebih dari 60 tahun, Graham dengan setia
memproklamirkan pesan Injil bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Surga,
tetapi ia juga berkeyakinan, “Bagaimanapun, keselamatan adalah karya Tuhan yang
Maha Kuasa, dan hanya Dia yang tahu apa yang ada di dalam hati setiap manusia.”
Memang benar, hanya Tuhan yang tahu tentang keselamatan
dan penghakiman bagi manusia di dunia ini. Jikalau kita meneliti keempat Kitab
Injil kita akan menemukan bahwa tidak banyak disebut tentang penghakiman bagi
orang tidak percaya.
Kebanyakan pengajaran Yesus tentang penghakiman menunjuk
kepada penghakiman orang percaya. Kita dapat melihat hal ini apakah di
Perumpamaan tentang Sepuluh Gadis (Kitab Injil Matius pasal 25, ayat 1-13),
Perumpamaan tentang Talenta (Kitab Injil Matius pasal 24, ayat 14-30), Perumpamaan
tentang Pemisahan Kambing dan Domba (Kitab Injil Matius pasal 25, ayat 31-46)
maupun di Perumpamaan tentang Orang Kaya dan Lazarus (Kitab Injil Lukas pasal
16, ayat 19-31). Penelaahan yang saksama di ayat-ayat itu akan memberitahu kita
bagaimana Tuhan akan menghakimi orang percaya.
Kita juga akan menemukan bahwa dalam semua pengajaran
Yesus itu, faktor yang menyelamatkan bukanlah sekadar bahwa kita percaya pada
Yesus tetapi apakah kita berbuat sesuatu untuk Tuhan. Apakah kita
melipatgandakan talenta yang telah diberikan kepada kita? Apakah kita memberi
makan kepada yang lapar, mengunjungi orang yang sakit dan di penjara? Apakah
kita melihat kebutuhan orang lain dan kita berbuat sesuatu? Singkat kata apa
yang dicari Tuhan adalah apakah kehidupan kita menghasilkan buah yang dapat
menyegarkan dan memberi penghiburan kepada orang lain.
Maka tidak heranlah, orang seperti Billy Graham di hari
tuanya mempunyai keyakinan yang begitu besar tentang masa depannya di
kekekalan. Sepanjang hidupnya ia sudah begitu banyak menabur bagi Tuhan. “Saya
mempunyai keyakinan tentang kekekalan dan itu adalah hal yang sangat
menakjubkan. Saya bersyukur kepada Tuhan karena memberikan saya kepastian itu.
Saya tidak takut akan maut. Saya mungkin sedikit takut pada prosesnya, tetapi
bukan pada maut itu sendiri, karena saya pikir di saat roh saya meninggalkan
tubuh yang fana ini, saya akan berada di hadirat Tuhan.”
Tidak ada kemerdekaan
yang lebih berarti dari kemerdekaan atas rasa takut akan maut.
Beberapa kalimat Billy Graham sangatlah penuh arti dan Hikmat yang luar biasa. Kiranya kita semua memiliki pandangan hidup seperti beliau. "Yesus adalah segalanya" , maka kerendahan hati itu pun akan betah ada dalam karakter kita.
God bless us
No comments:
Post a Comment